Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) terkadang hanya dipandang sebelah mata. Ada yang menganggap hanya sekedar pelengkap sekolah. Juga tak banyak mendapat perhatian untuk dihidupkan. Sedikit saja sekolah yang punya perhatian terhadap ujung tombak kesehatan di sekolah ini.
UKS selayaknya menjadi ujung tombak gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Berperan aktif melatih dan membiasakan anak didik untuk hidup bersih dan sehat. Tentunya dengan melibatkan seluruh komponen sekolah.
Untuk optimalisasi peran dan fungsi UKS, Wali Kota Palopo H Muhammad Judas Amir, memberikan perhatian besar terhadap masalah kesehatan di sekolah. Wali kota bahkan telah berencana untuk menyulap UKS menjadi Puskesmas mini, khususnya sekolah yang punya siswa cukup banyak.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Palopo, Yunus SPd MSi, mengaku telah memberikan instruksi agar sekolah bisa menghidupkan UKS. Menurutnya, memang penting menghidupkan UKS, sehingga anak didik di sekolah tersebut diajar sejak dini bagaimana hidup besih dan sehat.
Sementara itu, salah satu sekolah yang telah mengoptimalkan peran dan fungsi UKS di sekolahnya adalah SMAN 3 Palopo. Bahkan, SMAN unggulan ini telah menerapkan Puskesmas mini sejak setahun lalu.
Kepala SMAN 3 Palopo, Muhammad Arsyad SPd, saat ditemui, menjelaskan, jika sekolahnya memang memberikan perhatian besar untuk menghidupkan UKS. Salah satu buktinya, SMAN 3 Palopo telah punya tenaga medis khusus bertugas di UKS.
"Program UKS kita sudah ada tenaga medis yang standby. Jadi begitu ada yang sakit, langsung ditangani perawat. UKS kita sudah seperti Puskesmas mini. Ada satu orang perawat, namanya Rahma AMd.Kep. Sudah setahun jalan," terangnya.
Ia mengaku, dengan optimalnya peranan UKS, sekolah merasa sangat terbantu. Sebab jika ada siswa yang sakit, maka guru tidak lagi susah mengurusnya, karena ada UKS yang langsung menanganinya.
"Selain menangani siswa dan guru sakit pada batas tertentu, UKS juga melakukan promosi hidup bersih dan sehat. Promosi bersih lingkungan, sekaligus menjadi petugas kesehatan," jelasnya.
Selain SMAN 3 Palopo, juga ada SDN 44 Rampoang yang punya perhatian terhadap UKS. Bahkan, sekolah ini pernah menjadi juara lomba UKS tingkat kota, dan diutus mewakili Kota Palopo di tingkat provinsi 2015 lalu.
Kepala SDN 44 Rampoang, Sri Umiyati, SPd.I., MPdI., menuturkan, sejak 2015 lalu, saat juara tingkat kota, sampai saat ini UKS di sekolahnya terus dihidupkan. Meski masih terbatas, namun menurutnya, sekolahnya tetap mengoptimalkan peran dan fungsi UKS.
"UKS kami diketuai guru olahraga, Yospina SPd. Kami menyediakan obat standar sesuai dengan yang dibolehkan, seperti perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)," ujarnya.
Sri mengungkapkan, UKS di sekolahnya, ada sejumlah perlengkapan medis yang disediakan. Diantaranya ada timbangan, alat tes mata, mengukur tinggi, alat periksa tekanan darah otomatis, alat periksa suhu badan (termometer), dan peralatan lainnya.
"Jadi kalau ada guru atau murid yang mau cek darah atau suhu badan, kita cek sendiri. Kebetulan juga ada beberapa murid kami telah dilatih menjadi dokter cilik," jelasnya.
Ia juga bercerita, saat penilaian lomba UKS, ada beberapa kriteria yang dinilai, salah satunya harus ada apotek hidup, lingkungan bersih, sekolah sehat, dan masih banyak kriteria penilaiannya.
Salah satu yang dilakukan sehingga juara adalah pelibatan semua komponen sekolah. Jadi semua yang ada di sekolah ikut menghidupkan UKS. (***)
read more...
UKS selayaknya menjadi ujung tombak gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Berperan aktif melatih dan membiasakan anak didik untuk hidup bersih dan sehat. Tentunya dengan melibatkan seluruh komponen sekolah.
Untuk optimalisasi peran dan fungsi UKS, Wali Kota Palopo H Muhammad Judas Amir, memberikan perhatian besar terhadap masalah kesehatan di sekolah. Wali kota bahkan telah berencana untuk menyulap UKS menjadi Puskesmas mini, khususnya sekolah yang punya siswa cukup banyak.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Palopo, Yunus SPd MSi, mengaku telah memberikan instruksi agar sekolah bisa menghidupkan UKS. Menurutnya, memang penting menghidupkan UKS, sehingga anak didik di sekolah tersebut diajar sejak dini bagaimana hidup besih dan sehat.
Sementara itu, salah satu sekolah yang telah mengoptimalkan peran dan fungsi UKS di sekolahnya adalah SMAN 3 Palopo. Bahkan, SMAN unggulan ini telah menerapkan Puskesmas mini sejak setahun lalu.
Kepala SMAN 3 Palopo, Muhammad Arsyad SPd, saat ditemui, menjelaskan, jika sekolahnya memang memberikan perhatian besar untuk menghidupkan UKS. Salah satu buktinya, SMAN 3 Palopo telah punya tenaga medis khusus bertugas di UKS.
"Program UKS kita sudah ada tenaga medis yang standby. Jadi begitu ada yang sakit, langsung ditangani perawat. UKS kita sudah seperti Puskesmas mini. Ada satu orang perawat, namanya Rahma AMd.Kep. Sudah setahun jalan," terangnya.
Ia mengaku, dengan optimalnya peranan UKS, sekolah merasa sangat terbantu. Sebab jika ada siswa yang sakit, maka guru tidak lagi susah mengurusnya, karena ada UKS yang langsung menanganinya.
"Selain menangani siswa dan guru sakit pada batas tertentu, UKS juga melakukan promosi hidup bersih dan sehat. Promosi bersih lingkungan, sekaligus menjadi petugas kesehatan," jelasnya.
Selain SMAN 3 Palopo, juga ada SDN 44 Rampoang yang punya perhatian terhadap UKS. Bahkan, sekolah ini pernah menjadi juara lomba UKS tingkat kota, dan diutus mewakili Kota Palopo di tingkat provinsi 2015 lalu.
Kepala SDN 44 Rampoang, Sri Umiyati, SPd.I., MPdI., menuturkan, sejak 2015 lalu, saat juara tingkat kota, sampai saat ini UKS di sekolahnya terus dihidupkan. Meski masih terbatas, namun menurutnya, sekolahnya tetap mengoptimalkan peran dan fungsi UKS.
"UKS kami diketuai guru olahraga, Yospina SPd. Kami menyediakan obat standar sesuai dengan yang dibolehkan, seperti perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)," ujarnya.
Sri mengungkapkan, UKS di sekolahnya, ada sejumlah perlengkapan medis yang disediakan. Diantaranya ada timbangan, alat tes mata, mengukur tinggi, alat periksa tekanan darah otomatis, alat periksa suhu badan (termometer), dan peralatan lainnya.
"Jadi kalau ada guru atau murid yang mau cek darah atau suhu badan, kita cek sendiri. Kebetulan juga ada beberapa murid kami telah dilatih menjadi dokter cilik," jelasnya.
Ia juga bercerita, saat penilaian lomba UKS, ada beberapa kriteria yang dinilai, salah satunya harus ada apotek hidup, lingkungan bersih, sekolah sehat, dan masih banyak kriteria penilaiannya.
Salah satu yang dilakukan sehingga juara adalah pelibatan semua komponen sekolah. Jadi semua yang ada di sekolah ikut menghidupkan UKS. (***)
Disclaimer: Tulisan ini dimuat di Majalah SAHABAT KITA, edisi Mei 2016.