Kalimat itu sering terpantul dari gendang telinga kita, tatkala kalimat pujian kita lemparkan pada seseorang.
Kalimat gombal sering kita menganggap adalah ucapan sia-sia. Tak ada gunanya. Namun perlu disadari ketika rayuan yang berupa pujian diberikan pada kita, pada saat itupula ada energy baru yang tumbuh dalam jiwa. Coba kita bandingkan ketika mendapat pujian dengan teguran. Ada energy yang hilang tatkala ditegur dengan cara yang kurang halus. Bagai putri malu ketika mendapat sentuhan lembut dari tangan kasar anda. Lesu, down.
Gombal dalam pengertian saya, merupakan kalimat pujian yang diperuntukkan oleh seseorang. Pujian itu terkadang tanpa dasar kongkrit. Karena kalimat gombal biasanya lebih pada sifat dan postur tubuh seseorang. Sifat dan postur tubuh itu penilaiannya sangat subjektif. Tergantung pada siapa yang menilai. Olehnya itu, ketika orang lain memberikan kalimat gombal dan basa-basinya, boleh anda percaya. Karena boleh jadi benar apa yang diucapakan dalam pandangannya. Tapi jangan terlalu “kePeDean”. Karena itu subjektif. Belum tentu orang lain memandangnya seperti itu. Ambil sajalah sisi positifnya. Biarkan energy baru tumbuh dalam jiwa anda ketika mendapat pujian. Rasakan The Power of Gombalisme dan Basa-Basi. J
Dalam kehidupan rill kita. Manusia yang paling senang mendapat pujian adalah kaum hawa. Ini singkron dengan kaum adam yang senang memuji. Berbeda dengan masalah cinta. Kaum hawa terkadang lebih senang belajar mencintai. Bukan belajar dicintai. Kaum adam terkadang selalu ingin dicintai. Tanpa belajar mencintai. Erich Fromm mengatakan, inilah penyakit kaum modern. Selalu ingin dicintai. Tanpa belajar mencintai. Padahal kita seharusnya belajar mencintai. Karena ketika hanya ingin dicintai, maka hasilnya, KEKECEWAAN-KEKECEWAAN. Sebab kebahagiaan kita gantungkan pada sesuatu, DICINTAI. Bukan pada diri kita sendiri, MENCINTAI.
Kita kembali pada persoalan gombal. Dalam sejarah, Nabi SAW pun sering menggombal istri-istrinya. Misalnya dikatakan engkaulah istri saya yang paling saya kagumi. Lalu bagaimana dengan istri yang lain? Nabi pun mengatakan hal yang sama, namun bahasa yang berbeda. Misalnya ketika ditanya mengenai istri-istrinya. Yang manakah yang Nabi paling cintai antara Aisyah dan Khadijah. Nabi SAW. Menjawab aku sangat mencintai Aisyah. Lalu bagaimana dengan Khadijah? Aku tak mampu lepas dari ikatan cintaku padanya. Kira-kira begitu bahasanya.
Dalam kasus lain misalnya, terkadang istri minta cerai atau pacar minta putus karena pasangannya tak pernah memberikannya kata basa-basi dan kalimat gombal. Tak pernah terlontarkan dari mulutnya yang mungil kalimat I LOVE YOU. Atau aku sayang kamu sampai titik penghabisanku. Atau kata-kata yang lebih puitis, Aku tak mampu lagi mencari cinta lain, karena sayap-sayapku telah patah karenamu. Cobalah berikan kalimat pada pasangan anda yang menyenangkan hatinya. Perempuan itu senangnya digombal. Lelakipun juga tak ketinggalan.
Coba kita membuka Alqur’an, ketika melihat ayat pertama dari semua surah dalam Alqur’an, kecuali At-Taubah. Terlihat kalimat pujian kepada Allah sebelum memasuki inti-intinya, Bismillahirrahmanirrahim. Itu artinya apa, sebelum kita memasuki pembicaraan dianjurkan membuka pembicaraan dengan kalimat basa-basi, atau gombal dululah kalau orangnya agak cemberut. Dalam istilah yang agak akademis, ada kalimat pembuka ketika hendak membicarakan sesuatu. Dalam pidato atau ceramah misalnya. Ada basa-basi sebelum masuk intinya.
Tapi ingat saudara..!!!
Kalimat basa-basi dan gombal jangan terlalu banyak. Karena ketika itu terjadi kalimat itu tak kan berdampak positif lagi. Boleh jadi mereka tidak lagi butuh itu. Gombal dan basa-basilah tapi jangan terlalu berlebihan. Allah pun melarang hambaNya berlebih-lebihan. Karena segala yang berlebih-lebihan itu adalah perbuatan yang tercela. Melampuai batas kewajaran. Wallahu A’lam… (*r*a*u*f*). ditulis di Makassar, 17 February 2010.