Prof Dr H Lauddin Marsuni SH MH |
Konflik yang berujung bentrokan fisik antar kelompok pemuda di Luwu Utara (Lutra) selalu terjadi. Hampir setiap pekan ada bentrok antar kelompok pemuda di dua kampung di beberapa kampung.
Penyebab bentrok atau tawuran tersebut juga masih tidak jelas. Beragam spekulasi yang timbul setelah kejadian. Namun seringkali pemicu dari konflik ini sebenarnya hanyalah hal sepele.
Tokoh masyarakat asal Lutra, yang juga guru besar hukum tata negara Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo, Prof Dr H Lauddin Marsuni MH, menawarkan salah satu solusinya untuk mengatasi tawuran antar kelompok yang sering terjadi.
Menurutnya, solusi yang paling manjur adalah ketegasan dari aparat kepolisian dalam menindak semua yang terlibat dalam setiap peristiwa bentrok tersebut.
"Saya kira, ketegasan polisi yang bisa menjadi solusi utama. Penegakan hukum harus dijalankan. Tangkap dan penjarakan tokoh atau provokator yang terlibat. Jika ini dilakukan, maka akan takut masyarakat lain untuk berulah seperti itu lagi," tandasnya.
Mantan rektor Unanda ini mengungkapkan, jika semua yang ditemukan terlibat diproses sesuai dengan hukum yang ada, maka yang lain akan berfikir. "Apalagi kalau ada pelajar atau mahasiswa yang terlibat, maka mereka akan berfikir seribu kali, karena masa depannya akan berantakan jika sudah dipidana," ujarnya.
Calon anggota BPK RI ini mengambil pelajaran dari kasus yang pernah terjadi awal terbentuknya Kota Palopo. Ia mengungkapkan, jika dulu banyak terjadi bentrok di sejumlah tempat di Palopo. Namun setelah yang terlibat ditindak tegas, maka berangsur pulih.
"Kalau memang ada ditangkap dan ada yang ingin membebaskan, bisa saja. Tapi harus ada yang menjadi jaminan dan bertanggungjawab untuk membina mereka agar jangan sampai terlibat lagi," sebutnya.
Untuk pemerintah, pendiri Lauddin Institute ini menawarkan solusi agar pemerintah memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah harus memberikan pelatihan kepada para pemuda yang ada untuk diberikan kesibukan yang bermanfaat.
"Mereka ini kebanyakan adalah orang yang pekerjaannya tidak jelas. Berikan mereka pelatihan. Masukkan mereka ke balai pelatihan. Jika mereka pintar merakit papporo, latih dia merakit mesin. Sehingga ini bisa bermanfaat. Arahkan yang produktif," sarannya.
Dikatakannya, kalau hanya perjanjian perdamaian di atas kertas, maka kertas akan habis dipakai, namun bentrok tetap akan terjadi. "Jadi kalau menurut saya, harus memang pemerintah memberikan pembinaan khusus kepada para pemuda yang diketahui selalu telibat. Sebab jika hanya surat perdamaian, maka akan habis kertas dipakai. Tidak ada gunanya. Perlu memang menjadi perhatian serius pemerintah," katanya.
Ia mengatakan, jika bentrok ini sebenarnya hanya faktor kenakalan remaja. Minuman keras atau semacamnya, atau obat daftar, bisa menjadi pemicu. Sebab ini rata-rata malam kejadiannya. Untuk itu, pemerintah harus mengawasi hal ini.
Sebelumnya, Kapolres Lutra, AKBP Hery Marwanto, menegaskan jika pihaknya tidak akan lagi mentolerir siapapun pelaku yang terlibat, maka akan ditindak tegas. "Kami tidak lagi akan mentolerir siapapun yang tertangkap dan terindikasi kuat terlibat dalam perkelahian kelompok ini," tegas Kapolres. (*)
0 komentar: on "Tawaran Solusi Atasi Bentrok Antar Kelompok di Lutra; Prof Lauddin: Polisi Harus Tegas"
Post a Comment