Thursday, June 03, 2010

Perilaku Organisasi; Teori Motivasi dan Teknik Memotivasi


Manager yang berhasil adalah yang mampu menggerakkan bawahannya dengan menciptakan motivasi yang tepat bagi bawahannya
PEMBAGIAN TEORI MOTIVASI
TEORI ISI (Content Theory)
1. Teori Hirarki Kebutuhan ( A. Maslow)
2. Teori E-R-G ( Clayton Alderfer)
3. Teori Tiga Motif Sosial (D. McClelland)
4. Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
TEORI PROSES ( Process Theory)
1. Equity Theory (S. Adams)
2. Expectancy Theory ( Victor Vroom)
3. Goal Setting Theory (Edwin Locke)
4. Reinforcement Theory ( B.F. Skinner)

Hierarchy of Needs Theory (Abraham Maslow; 1935)
Kebutuhan Manusia :
Physiological
Safety & Security
Social (Belongingness & Love)
Esteem
Self Actualization


ERG THEORY (Clayton Alderfer)
E (Existence)
R (Relatedness)
G (Growth)
Mekanisme Kebutuhan :
Frustration – Regression
Satisfaction - Progression

Trichotomy of Needs (David McClelland)
Achievement Motive (nAch): Motif untuk berprestasi
Affiliation Motive (nAff): Motif untuk bersahabat.
Power Motive (nPow) : Motif untuk berkuasa
Two Factor Theory (Frederick Herzberg)
Hygiene Factors Motivators
No
Dissatisfaction Dissatisfaction Satisfaction
---------------------------!----------------------------
Gaji Achievement
Rasa Aman Recognition
Status Responsibility
Kondisi Ling. Kerja Challenging Work
Hub.d/ Atasan,Rekan Advancement,Involvement
PERBANDINGAN EMPAT TEORI ISI
Maslow Alderfer McClelland Herzberg

Basic Existence
Security Hygiene
Social Relatedness nAff
Esteem Growth nAch Motivator
Self Act. nPow
KEBUTUHAN & INSTRUMEN ORGANISASI (I)
Physiological - Gaji
- Breakfast / Luch Program
- Rumah Dinas
Safety - Benefits plans
- Pensiun
- Gaji
Social - Coffee Breaks - Team Work
- Tim Olah Raga - Gaji
- Piknik Bersama
KEBUTUHAN & INTRUMEN ORGANISASI (II)
Esteem - Otonomi
- Tanggungjawab
- Gaji (as symbol of status)
Achievement - Tantangan dlm pekerjaan
- Gaji
Power - Leadership Positions
- Otoritas
Self Actualization – Challenge & Otonomi
EQUITY THEORY (Social Comparison Theory)
Pada dasarnya manusia menyenangi perlakuan yang adil / sebanding

Ind.Rewards Others Reward
Ind. Input Others Input
Felt Negatif / Positif

Motivates
BENTUK OUTCOME & INPUT
REWARDS : - Gaji
- Status / Jabatan
- Penilaian / Penghargaan
INPUT : - Pendidikan
- Pengalaman
- Umur
- Jenis kelamin
- Usaha / Produktivitas

EXPECTANCY THEORY (Victor Vroom)
Besar kecilnya usaha kerja yang akan diperlihatkan oleh seseorang, tergantung pada bagaimana orang tersebut memandang kemungkinan keberhasilan dari tingkah lakunya itu dalam mencapai tujuan yang diinginkan
Ind. Ind. Org. Ind.
Effort Performance Rewards Goals
M = E x I x V
GOAL SETTING THEORY (Edwin Locke)
Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang hendak dicapai.
Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan bermanfaat.
Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan makin besar keenganan untuk bertingkah laku.
REINFORCEMENT THEORY (Thorndike & B.F. Skinner)
Teori ini didasarkan atas “hukum pengaruh”
Tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang, sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak diulang.
Rangsangan Respon Konsekuensi

IMPLIKASI BAGI MANAJER
Recognize Individual Differences
Match People to Jobs
Use Goals
Ensure that goals are perceived as attainable
Individualized Rewards
Link Rewards to Performance
Check the System for Equity
Don’t Ignore Money
TEKNIK MEMOTIVASI (PENDEKATAN PEKERJA)
1. Pendekatan Tadisional ( “Be Strong”)
2. Pendekatan Human Relations (Be Good)
3. “Implicit Bargaining”
4. Kompetisi
5. Motivasi Internal
PENDEKATAN TRADISIONAL
Berangkat dari “TEORI X” Mc Gregor :
1. Orang itu tidak suka bekerja, malas dan sedapat mungkin menghindarinya.
2. Orang itu tidak jujur, tidak mau bertanggung jawab, dan lebih suka “cari selamat”
3. Orang itu tidak kreatif, ambisinya rendah, tidak mementingkan pekerjaan tetapi apa yang dia peroleh.
TEKNIK MEMOTIVASI “BE STRONG”
Pemaksaan
Pengawasan secara ketat.
Perilaku pekerja diarahkan dengan insentif dan ancaman hukuman
Tugas dibuat dalam operasi-operasi yang sederhana dan mudah dipelajari.

PENDEKATAN HUMAN RELATIONS
Berangkat dari “TEORI Y” Mc Gregor :
1. Orang itu rajin dan suka bekerja keras.
2. Orang itu jujur dan bertanggung jawab.
3. Orang itu kreatif, inovatif dan memiliki ambisi yang tinggi untuk berprestasi.


TEKNIK MEMOTIVASI “BE GOOD”
Otonomi
Tanggungjawab.
Keterlibatan
Pemberdayaan
Kesempatan untuk berkembang
Meaningful & Challenging Works
IMPLICIT BARGAINING
Berangkat dari kesadaran adanya kelemahan dan kelebihan dari kedua pendekatan sebelumnya.
Merupakan kombinasi pendekatan tradisional dan pendekatan human relations.
Dalam pendekatan ini selain adanya aturan formal menyangkut pekerja juga adanya perjanjian yang tidak tertulis antara pekerja dan pihak pimpinan mengenai hal-hal apa yang menjadi tugas dan yang harus dikerjakan oleh pekerja.
KOMPETISI
Asumsi dari pendekatan ini sederhana saja, yaitu bahwasanya dengan menciptakan situasi persaingan diharapkan motivasi kerja akan bertambah besar.
Dalam menciptakan situasi persaingan digunakan Insentif.
Insentif : Faktor-faktor eksternal yang oleh individu dipandang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakannya.
MOTIVASI INTERNAL
Self-Motivation, Self-Management
Dalam pendekatan ini motivasi pekerja diupayakan bangkit dari dalam diri pekerja sendiri (Kesadaran).
Pendekatan ini relatif lebih sulit, namun lebih effektif jika mampu dilakukan.
Proses pembelajaran dan Effektivitas peran atasan sangat menentukan keberhasilan pendekatan ini.
TEKNIK MEMOTIVASI (PENDEKATAN PEKERJAAN)
Job Enlargement
Job Rotation
Job Enrichment
Goal Setting
Job Engineering
Sociotechnical Approach
JOB ENLARGEMENT
Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa waktu siklus yang pendek, dan pekerjaan yang monoton akan membuat pekerja cepat merasa bosan, yang akan berakibat pada rendahnya produktivitas.
Treatmentnya : Horizontal Job Loading (Quantity)
Semakin banyak kegiatan yang harus dilakukan akan memperpanjang waktu siklus, akan menghindari cepat munculnya rasa bosan.
JOB ROTATION
Pendekatan inipun bertujuan untuk menghindari tumbuhnya rasa bosan dalam diri pekerja.
Cara yang ditempuh adalah melakukan perputaran (rotasi) kerja.
Teknik memotivasi ini terkait dengan pengelolaan fungsi SDM yaitu Placement / Kebijakan Karir.
JOB ENRICHMENT
Berbeda dengan pendekatan “Job Enlargement”.
Treatmentnya : Vertical Job Loading
Yang ditambahkan unsur kualitas dari isi pekerjaan.
Isi pekerjaan adalah unsur-unsur “Motivator” yang dikemukakan oleh HERZBERG.
GOAL SETTING
Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa motivasi kerja akan meningkat bilamana apa yang menjadi sasaran kerjanya jelas.
Motivasi akan lebih meningkat lagi, bilamana dalam penetapan sasaran kerja ini para karyawan turut dilibatkan.
Dua faktor penting : Challenging Work & Involvement.
JOB ENGINEERING
Dasar dari pendekatan ini adalah memperhatikan faktor-faktor teknis pelaksanaan pekerjaan.
Termasuk disini adalah memperhatikan :
- teknik tata cara / metoda kerja
- desain peralatan kerja
- kondisi fisik lingkungan kerja
SOCIOTECHNICAL APPROACH
Dasar dari pendekatan ini adalah melihat organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen sosial dan teknologik.
Pendekatan ini memperhatikan interface antara sistem teknologik dan sistem sosial.

FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MEMOTIVASI
Effektivitas Teknik yang digunakan
Karakteristik Bawahan
Situasi
Atribut Manajer :
- Position Power
- Personal Power
- Critical Skills

(Dirangkum dari meteri-materi pelatihan)
read more...

Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Masyarakat dan Budaya


Teori Agenda Setting (Shaw dan McCombs)
Teori Kultivasi (Cultivation theory)
Spiral of Silence (Spiral keheningan)

Teori Agenda Setting (Shaw dan McCombs)
Asumsi:
Media mengatakan kepada kita apa yang penting dan apa yang tidak
media menyusun prioritas topik dan topik ini mempengaruhi perhatian audience, topik mana yang dianggap lebih penting dari topik lainnya.
menyusun agenda pemberitaan media akan memberikan efek (fungsi belajar )pada audience meskipun hanya sampai pada tataran kognitif.
Contoh agenda setting
agenda kampanye yang ditetapkan media
Pentingnya isu yang diangkat oleh partai
Penekanan yang diberikan terhadap isu

Perubahan kognisi audience
Audience memilih kandidat partai yang kompeten menangani isu yang diangkat media.

kesimpulan
Dasar pemikiran agenda setting :
diantara berbagai topik yang di muat media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media
Teori Kultivasi (Cultivation theory) George Gerbner
Asumsi dasar
Televisi merupakan media yang unik dengan karakter TV yang bersifat verpasive, acessible, dan coherent
Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu untuk menonton televisi, semakin kuat kecenderungan orang menyamakan realitas televisi dengan realitas sosial
;
Asumsi dasar
Light viewers (penonton ringan) cenderung menggunakan jenis media dan sumber informasi yang lebih bervariasi. Sementara Heavy viewers (penonton berat) cenderung mengandalkan televisi sebagai sumber informasi mereka
Terpaan pesan televisi yang terus menerus menyebabkan pesan tersebut diterima khalayak sebagai pandangan konsensus masyarakat
Asumsi dasar
Televisi membentuk mainstreaming (penyeragaman) dan resonance (penguatan) karna pengaruh pesan media tertanam dalam persepsi
Perkembangan teknologi baru memperkuat pengaruh televisi.
Spiral of Silence (Spiral keheningan)
sebagian besar individu mencoba menghindari isolasi, dalam pengertian sendirian mempertahankan kepercayaan atau sikap tertentu.
seseorang memperhatikan lingkungannya dalam rangka mempelajari pandangan-pandangan mana yang semakin kuat dan yang mana yang semakin tidak populer
Proses spiral diawali dari kecendrungan seseoirang mengemukakan pendapat dan orang lain diam dan meningkatkan kemampanan pendapat sebagai pendapat umum
Sumber kekuatan kemampanan dalam spiral if silence
Persepsi individu : opini
Media massa :karna media memberikan pandangan dominan pada waktu tertentu
Dukungan orang lain dalam lingkungannya
Media membentuk persepsi terhadap pendapat mayoritas berhubungan dengan pengungkapan pendapat pribadi, kecendrungan dalam isi media dan pendapat jurnalis akan menghasilkan spiral of silence
Audience Dan Pengaruhnya Terhadap Komunikasi Massa
Uses and Gratifications
kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau penemuan kebutuhan.
Tingkah laku audiens secara garis besarnya dianggap sebagai kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan individu
Kategori gratification berasal dari penggunaan media



pendekatan uses and gratification menyajikan alternatif lain dalam memandang hubungan antara isi media dengan audiens, dan dalam pengkategorian isi media – menurut “fungsi”




Asumsi dasar

The audience active and its media use goal oriented
Initiative linking need gratification to a specific medium choice with audience member
Media compete with other sources for need satisfaction
People have enough self-awareness of their media use, interest, and motives to be able to provide researchers with an accurate picture of that use
Value judgments of media content can only be assessed by audience
Audience yang aktif
Utility (menggunakan media karena tugas )
Intentionality ( prioritas pada penyebab menggunakan media)
Selectivity ( mengggunakan media kalau medianya menarik)
Imperviousness to influence(mengkonstruksi makan isi mediayang mempengaruhi cara berpikirnya
Aktivity konsumen media (pemahaman)
Activeness: yang menjadikan media hanya untuk mengisi kekosongan
hal utama yang mendorong munculnya pendekatan “uses”
McQuail (1979):
Oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media.
keinginan untuk lepas dari debat yang berkepanjangan tentang selera media massa
hubungan antara isi media dengan audiens, dan dalam pengkategorian isi media – menurut “fungsi” dan bukan menurut “tingkat selera”.

Riset Uses dan gratifikasi
Herzog (1944) yang membahas pencarian dan perolehan gratifikasi oleh pendengar-pendengar opera di radio
Suchman (1942) tentang motif mendengarkan musik klasik di radio.
Barelson (1949) tentang hal apa yang dianggap hilang oleh pembaca surat kabar di New York ketika terjadi pemogokan surat kabar.
Katz dan Gurevith (1977) menggunakan riset uses and gratification untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan berbagai media dilihat dari fungsi dan karakteristik-karakteristik lainnya
Brown (1976) penggunaan televisi oleh anak-anak, memperlihatkan pentingnya media itu dalam sifatnya yang multi fungsio dan kemampuannya memberikan kepuasan yang bervariasi kepada sebagian besar anak-anak,
Fungsi uses and gratification
dirancang untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau kelompok.
Tugas !!!! Buat Small Research tentang Fenomena komunikasi massa (TV, Radio,Majalah,Surat Kabar) Analisis dengan teori komunikasi massa

(Dirangkum dari Perkuliahan Komunkasi ANTAR Budaya Jurusan Jurnalistik UIN Alauddin Makassar)

read more...

Pikiran Sebagai Isi Pesan Komunikasi


Introduction
Komunikasi = Penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan.
Pesan komunikasi terdiri atas: Isi pesan (content of the message), dan lambang (symbol).
Isi pesan adalah pikiran, lambang adalah bahasa.
Bahasa melekat pada pikiran oleh karena itu tidak dapat dilepaskan dari pikiran
1. Intensitas Berpikir
Fungsi berpikir: meliputi “wissen” (mengetahui), dan “verstehen” (mengerti secara mendalam).

Berpikir mengenai realitas sosial terdiri atas: Berpikir secara horizontal (sensitivo rasional), dan secara vertical (metarasional)
2. Sistematika Berpikir (Berdasarkan dr. Marseto Donoseputro)
Berpikir Deduktif (Deductive thinking), berasal dari Plato, Aristoteles. Dari satu rumus umum dapat ditarik berbagai kesimpulan.
Berpikir Induktif (Inductive Thinking), menarik suatu kesimpulan umum dari berbagai data atau kejadian yang ada disekitarya.
Berpikir Memecahkan Masalah: (Problem Solving Thinking), prosesnya secara chronologis sbb: Analysis, Synthesis, Evaluation, Selection.
2. Sistematika Berpikir 2 (Berdasarkan dr. Marseto Donoseputro) 2
Berpikir Kausatif (Causative Thinking) emphasizes the shaping of future events and achievements instead of waiting for destiny to decide them (G. Terry Principles of Management)
Berpikir Kreatif (Creative Thinking) : Kesanggupan seseorang menciptakan suatu ide baru yang berfaedah; Perpaduan antara science and imagination
Berpikir Filsafati (Philosophical Thinking), Perenungan, meragukan, mengajukan pertanyaan untuk mengusahakan kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadainya pengetahuan untuk pemahaman.
3. Pertimbangan Nilai
Sebelum Komunikasi berlangsung terjadi proses internalisasi (Pembatinan), (implicit/explicit).
Dalam filsafat ada 3 nilai yang menjadi bahasan (etika, logika, estetika).
Dalam komunikasi istilah objective/ subjective.
Objective descriptive (tanpa pertimbangan nilai, tetapi dengan pertimbangan factual)
Subjective (sarat nilai)
Pengertian Nilai
Nilai = pandangan, cita-cita, adat kebiasaan, dll. yang menimbulkan tanggapan emosional bagi seseorang atau masyarakat.
R.Pramono, Nilai= penghargaan (appreciation) dan perhatian yang disertai pertimbangan2 yang layak oleh subjek terhadap suatu obyek.
Nilai = bersifat empiris, contextual, dan situational, eg. Dalam peristiwa komunikasi
Kenneth Anderson “Introduction to Communication Theory and Practices” Value is a special kind of attitude which is so general and so pervasive that is relevant to a large number of issues, responses, activities)
Nilai = kekuatan central yang membimbing/memandu perilaku seseorang, cenderung berlaku abadi.
Pengertian Nilai 2
Keith Davis, “Human Behavior at Work” (Nilai ekonomi dan nilai manusiawi)
Nilai ekonomi (allocative), spt alokasi sumber
Nilai Manusiawi (incremental), timbul sendiri, meningkat, tercipta dalam diri atau kelompok.
Lihat persamaan/perbedaan uang dan gagasan. (Davis)
Ciri Nilai (Charles F. Andrain “Political life and Social Change)
Amat umum dan abstrak
Conseptual, tidak konkrit
Menunjukkan dimensi keharusan
Menunjukkan perbedaan antara nilai pribadi dan nilai sosial,
Menunjukkan ketidak ajegan (kadang menimbulkan konflict sosial)
Bersifat mapan
Dalam komunikasi (Lambang biasa bersifat denotative dan connotative)
Nilai Logika,Etika, dan Estetika dalam Komunikasi
Logika
Deals with the study of the principles and methods of correct reasoning.
Logis = seleksi antara fakta dan opini, disusun menjadi kesatuan yang utuh, tidak kontradiktif antara satu dan yang lain.
M. Sommer, “Logika” bicara atau menulis dengan tepat memperhitungkan hukum Grammatika; berpikir tepat, memperhitungkan hukum Logika
Sommer “Logika”
Ilmu Pengetahuan = keseluruhan dari hal-hal yang diketahui dan dibuktikan dengan prinssip-prinsip (ilmu)
Karya-karya akal budi (pemikiran, putusan dan pengertian) sebagai objek material
Memiliki aturan-aturan sebagai obyek formal (hukum-hukum yang mengatur akal budi) untuk menunjukkan kebenaran.

Contoh Hubungan Pemikiran,putusan, dan pengertian dg Logika
Ilmu Pengetahuan patut di sukai
Filsafat adalah Ilmu Pengetahuan
Jadi Filsafat patut disukai

Setiap manusia adalah adil
Judas adalah manusia
Jadi Judas adalah adil

Ilmu Pengetahuan patut disukai
Filsafat adalah ilmu pengetahuan
Jadi Yudas Menjadi penghianat

Pemikiran yang sahih
Putusan-putusan harus benar
Ada hubungan antara putusan yang satu dengan putusan yang lain, memungkinkan kesimpulan yang tepat
Forma dan materi Pemikiran
Format pemikiran = logika memandang pemikiran dari segi ketepatan (bentuk Pemikiran) Logika formal
Materi pemikiran = memandang pemikiran hanya dari segi benar atau tidak. (Bahan Pemikiran) Logika material
Pemikiran Francis Bacon (dalam Novum Organum)
The idols of the cave, Katak dalam tempurung, akibat pemikiran yang sempit.
The Idols of the tribe, kesesatan akibat merasa hanya bagian dari suku tertentu.
The idols of the forum, kesalahan disebabkan kurangnya penguasaan bahasa.
The idols of the market place, kesalahan karena terlalu tegar mengidentifikasikan dirinya pada adat istiadat dan norma-norma sosial.
Etika
Estetika
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI SIMBOLIK
TELAAH FILSAFATI TERHADAP TEKNOLOGI MEDIA
MAZHAB FRANKFURT VS MAZHAB CHICAGO.

Oleh: Muh. Nadjib
(Dirangkum dari Perkuliahan Teori Komunkasi Jurusan Jurnalistik UIN Alauddin Makassar)

read more...