Tuesday, November 11, 2014

Catatan Perjalanan Direktur Malindo di Sulbar (4-selesai); Jokowi akan Kirim 2.000 Orang ke Malindo


Catatan Perjalanan Direktur Malindo di Sulbar (4-selesai)
Jokowi akan Kirim 2.000 Orang ke Malindo

Program agroindustri pangan yang dikembangkan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mendapat perhatian Presiden Jokowi. Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat Guna (LPTTG) Masyarakat Lokal Indonesia (Malindo), sebagai mitra Pemprov Sulbar dalam pengembangan tersebut, dipercaya untuk mengembangkan program agroindustri pangan ini di Indonesia.

Laporan: Abd Rauf

Sebagai tindak lanjut dari hasil ekspose, Presiden Jokowi usai mendengar penjelasan Direktur Malindo H Sakaruddin, langsung memerintahkan menterinya untuk merespon tawaran pengembangan program tersebut.
Salah satu bentuk respon tersebut, adalah akan mengirim sekitar 2.000 orang, utamanya dari kalangan masyarakat yang tergolong miskin, dari 10 kabupaten/kota se Indonesia untuk dilatih agroindustri pangan di LPTTG Malindo, Luwu Utara.
Selain itu,
"Pak Presiden berjanji akan mengirim 2.000 orang dari 10 kabupaten/kota se Indonesia, ke Malindo. Ini sebagai salah satu inovasi kompensasi subsidi BBM. Mereka akan mengirim atas nama kementerian," ujar Sakaruddin.
Selain itu, presiden juga telah memerintahkan kementerian teknis terkait, untuk mendukung pemasaran produk agroindustri pangan ini, sampai pada pasar ekspor.
Untuk saat ini, produk Sulbar, telah dieskpor ke beberapa negara, seperti ke China, Malaysia, dan Afganistan, dalam bentuk tortila setengah jadi. Harganya antara 6-10 dolar per kg.
"Khusus di Sulbar, telah ada 800 orang telah dilatih di Malindo, menyusul 1.500 orang nanti. Gubernur telah membuat rakyat terharu. Kita ingin secara nasional merasakan ini," tandas kandidat bupati Lutra ini. (**)
read more...

Monday, November 10, 2014

Catatan Perjalanan Direktur Malindo di Sulbar (3); Presiden Tertarik, Sakaruddin Dipanggil ke Rapat Kabinet


Letihnya 7 jam menunggu untuk 7 menit bertemu Presiden Jokowi terbayar dengan respon yang diperlihatkan presiden. Ekspose Direktur LPTTG Malindo, H Sakaruddin, berhasil membuat Presiden Jokowi tertarik. Salah satu bukti ketertarikannya, setelah eskpose, Presiden Jokowi langsung memanggil Sakaruddin untuk hadir di rapat kabinet kerja di Jakarta nanti.

Laporan : Abd Rauf

Mendengar penjelasan Sakaruddin terkait program Agroindustri Pangan (AIP) di Sulawesi Barat (Sulbar), Presiden Jokowi terlihat manggut-manggut. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tampak tertarik dengan konsep yang ditawarkan Sakaruddin.
Setelah mendengar penjelasan program AIP di Sulbar dan beberapa daerah yang telah bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat Guna (LPTTG) Masyarakat Lokal Indonesia (Malindo) yang berkedudukan di Luwu Utara, Sulsel, Presiden Jokowi langsung memanggil Sakaruddin untuk hadir di rapat kabinet di Jakarta.
"Saya kira ini bagus sekali. Saya tunggu di rapat kabinet kerja di Jakarta nanti," ujar Jokowi, usai ekspose, kepada Sakaruddin, Kamis 6 November 2014, di ruang VVIP Bandara Mamuju.
Sakaruddin mengaku, sangat puas dengan respon Presiden Jokowi. Ia mengaku akan berusaha untuk memanfaatkan kesempatan itu, guna daerah yang telah menjadi mitra Malindo selama ini, utamanya Pemprov Sulbar.
Kandidat Bupati Luwu Utara yang disebut-sebut kuat ini, mengaku, jika alasan dirinya diundang untuk eskpose di Sulbar karana Malindo sudah 11 tahun bergerak di bidang agroindustri di bidang pangan.
Selain itu, Sakaruddin menjelaskan, saat ini Sulbar telah mempunyai produk agroindustri, yang diberi nama Tortila To Mandar, yang dibuat dari bahan baku, jagung, rumput laut, ikan, kelapa, dan pisang (Jaripas).
"Lima macam bahan baku ini sangat mudah didapati. Dengan program ini, telah mampu menyerap tenaga kerja sekitar 15 ribu orang, yang terdiri dari penghasil bahan baku, pengrajin, dan pedagang," tandasnya. (*/bersambung)
read more...

Sunday, November 09, 2014

Catatan Perjalanan Direktur Malindo di Sulbar (2); Ekspose 7 Menit, Hasilkan Rp7 M



Setelah protokoler kepresiden memberikan waktu 10 menit untuk ekspose Progam Agroindustri Pangan di depan Presiden Jokowi, Direktur Malindo H Sakaruddin merasa lega dan bertekad memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Laporan: Abd Rauf

Bertemu dengan presiden terbilang sangat susah. Harus sabar menunggu dan menyesuaikan jadwal presiden yang sangat padat.
Rombongan Malindo, yang mendapat waktu bertemu khusus Presiden Jokowi, harus menunggu sekitar 7 jam.
Mulai dari Kamis 6 November pagi, sekira pukul 08:00 wita, tiba di tempat ekspose, ruang VVIP Bandara Mamuju, menunggu sampai sekira pukul 15:00 wita, baru bisa bertemu dengan presiden.
Waktu menunggu 7 jam hanya untuk waktu 7 menit bertemu untuk ekspose program agroindustri pangan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Namun waktu 7 menit tersebut berhasil dimanfaatkan Sakaruddin untuk meyakinkan Presiden Jokowi, bahwa program agroindustri tersebut benar-benar bagus dan meyakinkan untuk mengembangkan daerah, serta menyejahterahkan masyarakatnya.
Setelah mendengar presentase Sakaruddin, yang juga merupakan tim pakar Pemprov Sulbar, Presiden Jokowi langsung membantu sekitar alat unit finishing agroindustri sebanyak 20 paket seharga Rp350 juta per paket.
Waktu 7 menit tersebut berhasil mendapatkan bantuan sekitar Rp7 miliar untuk Pemprov Sulbar, yang akan diberikan lewat APBN.
"Dengan adanya bantuan tersebut, maka akan bisa meningkatkan produksi Tortila To Mandar, yang merupakan program agroindustri pangan Pemprov Sulbar. Dengan demikian, maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena dengan adanya alat tersebut, maka bisa menaikkan nilai tambah dari bahan baku diatas 200 persen," ujar Sakaruddin. (*/bersambung)
read more...

Saturday, November 08, 2014

Catatan Perjalanan Direktur Malindo di Sulbar (1); Hampir Batal, Akhirnya Diberi Waktu Ekspose 10 Menit


Lelahnya perjalanan sekitar 10 jam dari Palopo ke Mamuju, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dengan mengendarai Toyota Alphard, terbayar setelah bertemu khusus dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Laporan: Abd Rauf

Selasa 4 November 2014, sekira pukul 16:00 wita, rombongan berangkat dari Palopo menuju ke Mamuju. Dengan lanju kendaraan diatas 100 km/jam, rombongan Lembaga Pelatihan Teknologi Tepa Guna (LPTTG) Malindo, tiba Rabu 5 November 2014, sekira pukul 01:00 wita.
Rombongan tiba dan langsung menginap di Hotel Srikandi, tempat yang memang disiapkan khusus Gubernur Sulbar, Drs Anwar Adnan Saleh, untuk rombongan Malindo.
Direktur LPTTG Malindo, H Sakaruddin, dipanggil khusus ke Mamuju, untuk melakukan ekspose di depan Presiden Jokowi, pada kunjungan kerjanya ke Mamuju, Kamis 6 November 2014.
Sakaruddin diminta ekspose oleh Gubernur Sulbar, karena selain telah menjadi mitra Pemprov Sulbar, Sakaruddin juga sebagai tim pakar Pemprov Sulbar.
Ekspose ini terkait Program Pengembangan Agroindustri Pangan di Sulbar. "Kita diterima di Sulbar karena, dari lima daerah di Indonesia yang mengembangkan agroindustri, Sulbar salah satu provinsi yang mengandalkan agroindustri pangan, dan termasuk daerah paling eksis di Indonesia di bidang agro Industri," ujar Sakaruddin.
Sesuai jadwal yang disampaikan Gubernur Sulbar, Sakaruddin akan ekspose Rabu 5 November malam, namun karena kunjungan presiden molor sampai Kamis 6 November, maka jadwal ekspose pun harus molor.
Agenda ekspose di depan Presiden Jokowi ini hampir batal. Pasalnya, pihak protokoler keprisedenan mengaku waktu presiden sangat sedikit di Sulbar. Hanya meninjau tiga titik, setelah itu langsung terbang ke Kendari.
Kamis pagi, presiden bersama menteri dan rombongan tiba di Mamuju dengan memakai pesawat kepresidenan. Sorenya, langsung beranjak ke Kendari dengan agenda blusukannya.
Karena padatnya, protokoler mengaku presiden tidak cukup waktu untuk mendengarkan ekspose soal agroindustri pangan tersebut. Atas perjuangan dan karena keinginan gubernur Sulbar, maka akhirnya diberi waktu 10 menit bertemu, di ruang VVIP Bandara Mamuju, sebelum beranjak ke Kendari.
Kalau sebelum berangkat ke Mamuju dijanji bisa bicara 15 menit di depan presiden, namun pada kenyataannya, hanya diberi waktu 10 menit. Itupun saat ekspose, berlangsung hanya sekira 7 menit. Namun waktu bicara 7 menit tersebut berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Sakaruddin. (*/bersambung)
read more...