Saturday, September 24, 2016

UKS Tak Sekedar Pelengkap

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) terkadang hanya dipandang sebelah mata. Ada yang menganggap hanya sekedar pelengkap sekolah. Juga tak banyak mendapat perhatian untuk dihidupkan. Sedikit saja sekolah yang punya perhatian terhadap ujung tombak kesehatan di sekolah ini.

UKS selayaknya menjadi ujung tombak gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Berperan aktif melatih dan membiasakan anak didik untuk hidup bersih dan sehat. Tentunya dengan melibatkan seluruh komponen sekolah.

Untuk optimalisasi peran dan fungsi UKS, Wali Kota Palopo H Muhammad Judas Amir, memberikan perhatian besar terhadap masalah kesehatan di sekolah. Wali kota bahkan telah berencana untuk menyulap UKS menjadi Puskesmas mini, khususnya sekolah yang punya siswa cukup banyak.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Palopo, Yunus SPd MSi, mengaku telah memberikan instruksi agar sekolah bisa menghidupkan UKS. Menurutnya, memang penting menghidupkan UKS, sehingga anak didik di sekolah tersebut diajar sejak dini bagaimana hidup besih dan sehat.

Sementara itu, salah satu sekolah yang telah mengoptimalkan peran dan fungsi UKS di sekolahnya adalah SMAN 3 Palopo. Bahkan, SMAN unggulan ini telah menerapkan Puskesmas mini sejak setahun lalu.

Kepala SMAN 3 Palopo, Muhammad Arsyad SPd, saat ditemui, menjelaskan, jika sekolahnya memang memberikan perhatian besar untuk menghidupkan UKS. Salah satu buktinya, SMAN 3 Palopo telah punya tenaga medis khusus bertugas di UKS.

"Program UKS kita sudah ada tenaga medis yang standby. Jadi begitu ada yang sakit, langsung ditangani perawat. UKS kita sudah seperti Puskesmas mini. Ada satu orang perawat, namanya Rahma AMd.Kep. Sudah setahun jalan," terangnya.

Ia mengaku, dengan optimalnya peranan UKS, sekolah merasa sangat terbantu. Sebab jika ada siswa yang sakit, maka guru tidak lagi susah mengurusnya, karena ada UKS yang langsung menanganinya.

"Selain menangani siswa dan guru sakit pada batas tertentu, UKS juga melakukan promosi hidup bersih dan sehat. Promosi bersih lingkungan, sekaligus menjadi petugas kesehatan," jelasnya.

Selain SMAN 3 Palopo, juga ada SDN 44 Rampoang yang punya perhatian terhadap UKS. Bahkan, sekolah ini pernah menjadi juara lomba UKS tingkat kota, dan diutus mewakili Kota Palopo di tingkat provinsi 2015 lalu.

Kepala SDN 44 Rampoang, Sri Umiyati, SPd.I., MPdI., menuturkan, sejak 2015 lalu, saat juara tingkat kota, sampai saat ini UKS di sekolahnya terus dihidupkan. Meski masih terbatas, namun menurutnya, sekolahnya tetap mengoptimalkan peran dan fungsi UKS.

"UKS kami diketuai guru olahraga, Yospina SPd. Kami menyediakan obat standar sesuai dengan yang dibolehkan, seperti perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)," ujarnya.

Sri mengungkapkan, UKS di sekolahnya, ada sejumlah perlengkapan medis yang disediakan. Diantaranya ada timbangan, alat tes mata, mengukur tinggi, alat periksa tekanan darah otomatis, alat periksa suhu badan (termometer), dan peralatan lainnya.

"Jadi kalau ada guru atau murid yang mau cek darah atau suhu badan, kita cek sendiri. Kebetulan juga ada beberapa murid kami telah dilatih menjadi dokter cilik," jelasnya.

Ia juga bercerita, saat penilaian lomba UKS, ada beberapa kriteria yang dinilai, salah satunya harus ada apotek hidup, lingkungan bersih, sekolah sehat, dan masih banyak kriteria penilaiannya.

Salah satu yang dilakukan sehingga juara adalah pelibatan semua komponen sekolah. Jadi semua yang ada di sekolah ikut menghidupkan UKS. (***)

Disclaimer: Tulisan ini dimuat di Majalah SAHABAT KITA, edisi Mei 2016.
read more...

Friday, June 17, 2016

Jatah 100 Ton Beras Gratis untuk Pemda

Jatah 100 Ton Beras Gratis untuk Pemda
Catatan Redaksi 


Setiap Pemerintah Daerah (Pemda) mendapat jatah 100 ton beras gratis dari Badan Urusan Logistik (Bulog). Jatah tersebut diberikan setiap tahun yang bisa digunakan untuk keperluan pemerintah secara cuma-cuma.

Kabulog Sub Divre Palopo, Abdul Hamid Madjid, membeberkan jatah 100 ton beras tersebut. Menurutnya, jatah tersebut bisa digunakan semau pemda setempat. Tapi biasanya digunakan untuk keperluan bantuan kepada warga yang membutuhkan, tertimpa bencana, dan keperluan lain.

Kalau ada kebutuhan beras pemda, bisa mengajukan untuk meminta jatahnya yang sampai 100 ton gratis.

Namun, belakangan ini, jatah beras tersebut jarang yang terbuka ke publik penggunaannya. Entah dikemanakan jatah beras tersebut. Padahal, jatah ini bisa digunakan untuk warga yang benar-benar kesulitan dan tak tak tercukupi beras miskin (raskin).

Jatah beras ini patut dipertanyakan penyalurannya. Sebab tidak setiap tahun ada bencana yang memerlukan beras sebanyak itu. Apalagi, jika beras 100 ton tersebut diuangkan, nilainya terbilang cukup besar. Jika harga beras Rp10.000 per kg dikali 100.000 kg, maka bisa mencapai Rp1 miliar.

Jatah ini jarang terpantau masyarakat. Sehingga rawan diselewengkan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Semoga selama ini jatah tersebut dimanfaatkan dengan baik, sesuai peruntukannya.

Untuk stok beras saat ini mencapai 8.888 ton cadangan Bulog. Diprediksi Bulog, stok ini bisa bertahan hingga enam bulan kedepan. Apalagi masih ada potensi yang bisa terserap sampai 5000 ton bulan ini. (***)

read more...

Tuesday, June 14, 2016

Kalahkan Nafsu Lewat Puasa

Kalahkan Nafsu Lewat Puasa
Catatan Redaksi. 
Saat Rasulullah SAW pulang dari perang badar, sahabat menyebutnya kalau perang badar lah yang perang besar. Namun Rasulullah SAW menganggap jika perang badar tersebut masih terbilang perang kecil.

Para sahabat pun heran dan bertanya, apakah masih akan ada perang yang lebih besar dan berat dari perang badar ini? Lalu Rasulullah menjawab, perang yang paling berat adalah perang melawan hawa nafsu.

"Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar. Sahabat terkejut dan bertanya, "Peperangan apakah itu wahai Rasulullah? Baginda menjawab, Peperangan melawan hawa nafsu." (Riwayat Al Baihaqi)

Dalam sebuah hikayat diceritakan, makhluk bernama nafsu tak terkalahkan. Nafsu saat diuji, ia dipukul baja sampai remuk. Namun saat itu nafsu kembali bangkit. Ia kemudian direndam ke dalam bejana berisi minyak mendidik, namun nafsu tetap bertahan.

Nafsu kemudian dipanggal dalam api berkobar selama bertahun-tahun, namun tetap bertahan dan kembali bangkit untuk melawan. Sang nafsu kemudian dikurung dan tak diberi makan dan minum. Saat itulah, nafsu mengalah dan tak mampu lagi melawan.

Nafsu ternyata tidak berdaya dengan rasa lapar. Ia baru akan tunduk dan patuh setelah lapar. Untuk itu, Tuhan mewajibkan hambanya untuk berpuasa, karena dengan puasa, nafsu akan tunduk.

Namun demikian, tunduk tidaknya nafsu kita tergantung seberapa kuat kita melawan godaan yang ada. Semoga tahun ini kita mampu menjadi pemenang dalam memerangi hawa nafsu kita sendiri. Semoga. (***)

read more...

Friday, May 27, 2016

Tradisi Minggu Ceria

Tradisi Minggu Ceria
Acara bakar ikan di empang, 22/05/2016. 
Minggu ceria. Sebuah tradisi bagi sebagian besar umat Muslim di Indonesia, yang memanfaatkan liburan akhir pekan pada hari Minggu terakhir sebelum memasuki bulan suci Ramadan.

Kebiasaan ini biasanya digunakan untuk berwisata atau tamasyah dengan mengunjungi tempat-tempat wisata. Tradisi ini sebenarnya dilakukan untuk menikmati makan siang di hari libur terakhir sebelum puasa. Sebab kalau sudah masuk bulan puasa, umat muslim sudah tidak ada lagi kesempatan makan siang bersama.

Dinamakan minggu ceria, mungkin karena pekan itu umat muslim gembira karena segera memasuki bulan suci Ramadan. Ini bisa termasuk salah satu bentuk keceriaan atau kegembiraan menyambut bulan Ramadan.

Sebab Allah sudah menjanjikan, siapa yang bergembira menyambut bulan Ramadan, maka akan diampuni segala dosa-dosanya.

Namun yang perlu direnungi, cara kita meluapkan keceriaan ini, jangan sampai keluar dari syariat yang telah diatur agama. Sebab keceriaan di minggu ceria bisa menjadi pelebur dosa, tapi tak jarang juga menjadi sumber dosa.

Pekan ini, kita sudah mulai memasuki minggu ceria ini. Semoga keceriaan ini bernilai ibadah dan menjadi pelebur kesalahan. Sehingga Ramadan kita temui dengan hati yang suci dan bersih. (***)
read more...

Sunday, May 22, 2016

Tenaga Sukarela, Buah Simalakama

  Tenaga Sukarela, Buah Simalakama
Edisi perawat. 

Tenaga sukarela mulai ramai di kantor-kantor pemerintahan setelah iming-iming tenaga honorer kategori I (K1) diangkat menjadi PNS benar-benar terwujud.

Setidaknya, ada dua hal yang membuat mereka mau bekerja sebagai tenaga sukarela. Pertama karena harapan besar diangkat menjadi CPNS, seperti tenaga honorer K1 dan sebagian K2.

Kedua, karena gengsi. Ada kebanggaan tersendiri bagi mereka kalau mengenakan seragam kantor. Ada juga hanya untuk mengisi waktu luang supaya tidak disebut pengangguran. Selain gengsi diri sendiri, juga untuk gengsi keluarga, minimal anaknya lulus kuliah tidak menganggur.

Tenaga sukarela, sebenarnya ibarat buah simalakama. Simalakama bagi pemerintah dan simalakama bagi yang bersangkutan. Kehadiran mereka di kantor-kantor, sangat membantu pemerintah, sebab nyatanya mereka lah yang paling ulet bekerja melayani masyarakat.

Namun di sisi lain, tenaga mereka butuh dihargai dengan honor untuk kebutuhan sehari-hari. Sayangnya, tidak ada alokasi anggaran untuk mereka. Karena memang mereka suka dan rela bekerja tanpa mengharapkan upah.

Para tenaga sukarela tidak bisa menuntut banyak, Karena memang komitmen awal tidak ada honor untuknya, dan berjanji mengikuti aturan kantor.

Bekerja sebagai tenaga sukarela sebenarnya yang paling banyak diuntungkan adalah pemerintah dan yang sudah jadi PNS, karena mereka lah yang bekerja lebih banyak dibanding para PNS yang mendapat gaji dari pemerintah.

Dalam satu daerah, ada ribuan tenaga sukarela. Jika mereka mogok, maka pasti akan berdampak pada pelayanan. Tapi apakah mereka hanya butuh iming-iming diangkat menjadi CPNS? Sebenarnya bukan itu yang dibutuhkan, tapi bagaimana mereka diberi solusi agar tidak hanya berkutat sebagai sukarela. Solusi itu bisa dalam bentuk pembinaan berwirausaha.

Pemerintah saat ini sepertinya sudah harus memikirkan nasib mereka dengan tidak memberi harapan untuk diangkat menjadi PNS. Sebab masih banyak pilihan pekerjaan di luar sana yang lebih menjanjikan. Pemerintah tidak boleh membiarkan rakyatnya bekerja tanpa digaji, sebab itu sama saja menjajah mereka. (****)

read more...

Saturday, February 27, 2016

Mengenal Sekilas Tari Pajaga LiLi

Sampul Media Duta. 

Pesan Kebersamaan, Dipakai untuk Suka Cita


Masyarakat Tana Luwu, memiliki banyak budaya, salah satunya adalah tari pajaga lili. Tari ini tengah diperjuangkan untuk mendapat pengakuan nasional sebagai budaya Tana Luwu.

Laporan: Ilham Syam

Kedatuan Luwu, merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara. Sebuah kerajaan yang dulunya memiliki wilayah Toraja dan Luwu Raya (Sulawesi Selatan), Kolaka (Sulawesi Tenggara), dan sampai Poso (Sulawesi Tengah).

Wilayah asal sureq terpanjang dunia, I La Galigo, ini punya banyak budaya. Kerajaan yang membawahi 12 anak suku dan memiliki 9 bahasa ini, juga sangat kental dengan budaya tiap-tiap suku atau wilayah. Budaya yang masih sering ditampilkan dalam kegiatan-kegiatan di Tana Luwu ini adalah tari jaga lili.

Dari penuturan Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja, tari pajaga lili pada hakekatnya adalah tarian milik rakyat. Tarian ini dimainkan oleh pemuda dan pemudi.

Tarian yang sudah berabad-abad ini juga merupakan salah satu tarian tertua di Tana Luwu. Tarian ini sudah ada sejak era Sawerigading.

"Tari pajaga lili ini sudah ada sejak era Sarewigading. Tari pajaga lili berarti milik masyarakat. Tari pajaga lili biasa dimainkan rakyat biasa. Tarian ini ditarikan rakyat Luwu, baik ketika sebelum berperang, sesudah kembali dari perang, dan pada acara pesta panen," jelas Amddika Bua.

Menurutnya, tarian ini dipersembahkan untuk rakyat. Tarian ini digunakan untuk penyambutan dan senda gurau para pemuda dan rakyat Luwu pada zaman lampau.

Mantan anggota DPRD Luwu ini menjelaskan, tarian jaga lili ini hanya berkonsep satu lantai, dengan bentuk melingkar yang gerakannya dimulai dari kanan ke kiri. Gerakan tarian jaga lili ini terkonsep dari gerakan alam, yang memilki makna ajakan kebersamaan.

"Konsep gerakan tarian pajaga lili ini lahir dari gerakan alam. Makna keseluruhan tarian ini adalah ajakan untuk besatu," ungkap Andi Syaifuddin.

Maddika Bua juga menjelaskan, tarian pajaga lili ini masuk dalam tarian hiburan. Jadi tarian ini semata-mata hanya untuk hiburan rakyat Luwu pada masanya.

"Tarian pajaga lili ini tersebar di beberapa wilayah di Tana Luwu, seperti Rongkong, Bastem, Pamona, Ulusalu, dan Padoe. Tarian pajaga lili ini di setiap daerah, memiliki prinsip yang sama. Cuma yang membedakan karakter wilayah masing-masing," jelasnya. (rmd/il/up)


read more...