Saturday, February 14, 2009

Tantangan Besar Public Relation Pada Era Sekarang

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan hubungan masyarakat sangat berbeda kini. Kalau dulu identik sebagai event organizer, membawakan tas direktur, atau menemani ibu pejabat berbelanja. Saat ini humas harus bisa membuka ruang dalam menjembatani investasi dan ruang pasar penjualan produk. Bidang komunikasi dan humas kini menjadi salah satu ujung tombak sektor industri untuk bersaing dalam era globalisasi. Ini disebabkan sektor industri swasta akan saling bersaing menciptakan image positif untuk mendongkrak citra perusahaan.
Dala m era globalisasi, bidang kehumasan akan sangat berperan. Perusahaan yang tak memanfaatkan bidang tersebut bakal tertinggal karena tak menguasai perolehan dan penyebaran informasi. Pentingnya bidang komunikasi dan hubungan masyarakat menjadi perhatian dari seorang Noke Kiroyan, petinggi Kaltim Prima Coal (KPC). Dalam telaahnya, Noke melihat fungsi komunikasi dan hubungan masyarakat akan sangat terasa manakala perusahaan berupaya mengembangkan usaha dan menghindari situasi yang kurang kondusif dengan lingkungan.
Begi tu pula bagi perusahaan/lembaga yang memasarkan produk berupa jasa. Para praktisi Public Relations sektor jasa ini juga akan sangat berkembang saat ini. Tak terkecuali dalam dunia kepustakawanan.



B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, pemakalah dpaat merumuskan permasalahan, yakni:
  1. Kita perlu memperhatika tantangan besar yang dihadapi PR sekarang ini.
  2. Dalam menagrungi wiliayah PR sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang dianggap penting dalam kepentingan seluruh elemen dalam suatu lembaga.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yakni:
  1. Sebagai bahan kajian bagi para akademisi.
  2. Diharapkan sebagai pedoman bagi para praktisi.
  3. Menjadi referensi pada kajian lebih lanjut.

BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan public relations menuntut cara-cara penghampiran baru yang bukan hanya lebih komprehensif, melainkan lebih imajinatif terhadap pembentukan opini publik ini. Suatu pendekatan yang mempertimbangkan beragam aspek yang bersinggungan dengan opini, misalnya aspek-aspek pemasaran (marketing dalam arti luas), manajemen, periklanan, komunikasi pribadi, psikologi, antropologi.
Hal ini diperlukan guna menghidari kebingungan atas kenyataan, bahwa suatu opini publik yang positif, tiba-tiba berubah menjadi sebaliknya. Pasalnya saat ini sikap masyarakat cenderung ‘aneh’ ditambhan dengan perilaku media massa yang terwujud dalam model hostile journalism (jurnalisme permusuhan).
A. Tantangan Besar
Pada dasarnya, tantangan terbesar dalam mengembangkan model komunikasi yang berkualitas adalah mengemas sebuah sistem pengelolaan informasi dan pengemasan informasi yang dibutuhkan publik secara akurat dan menarik. Sebab dengan adanya informasi yang sesuai dengan kebutuhan publik maka kepuasan publik akan bisa tercapai, sementara dengan informasi yang berkualitas maka kredibilitas lembaga di mata publik1.
Aktivitas komunikasi publik, pada dasarnya berkaitan dengan tindakan sosialisasi dan pendidikan terhadap publik. Komunikasi publik, tidak hanya berlaku untuk publik luar melainkan juga untuk publik internal. Karena jika diantara publik internal tidak ada relasi yang harmonis, maka dampaknya buruk bagi citra organisasi. Kondisi demikian akhirnya justru menjadi pesan negatif dan melahirkan citra negatif organisasi di mata publik.
Pada konteks ini, maka public relations harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman, sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan kebutuhan organisasi. Melalui pengemasan pesan-pesan komunikasi publik yang lebih banyak berisikan tentang apa dan siapa serta apa manfaat keberadaan organisasi. Pesan-pesan ini dapat dikomunikasikan melalui media massa atau media lain yang dipilih sesuai dengan target sasaran (Suprawoto, 2006).
B. Faktor Penting
Ketika membicarakan pelayanan informasi kepada publik, maka bentuk kemasan yang menarik tetap merupakan suatu keharusan, betapa pun relatifnya definisi “menarik” itu yang tentunya akan bergeser pula sesuai tren pada masa tertentu. Di sisi lain, sejalan dengan situasi faktual saat ini, kewajiban lembaga pemerintah khususnya para praktisi public relations adalah mendukung penyebaran dan pemerataan informasi publik ke seluruh lapisan masyarakat (Widodo, 2004).
Praktisi public relations atau petugas humas dapat mengarahkan unsur-unsur potensial agar dapat membentuk opini publik sesuai dengan citra yang diinginkan oleh organisasi2. Bagaimanapun juga kita mahfum, bahwa opini publik dan citra organisasi tentu saja merupakan faktor penting yang menentukan sukses atau gagalnya aktivitas dan pelaksanaan program organisasi.
Tehnik Untuk Menarik Perhatian:
Dalam menarik perhatian dianjurkan konsep komunikasi yang di tujukan kepada khalayak untuk dapat memberikan manfaat. Manfaat-manfaat ini dapat dicapai melalui pemenuhan salah satu dari 3 kebutuhan dasar khalayak yaitu: kebutuhan fungsional, simbolis atau eksperiensial (shimp: 1999, 7).
Demi lancarnya suatu komunikasi haruslah pertimbangkan proses dari komunikasi itu sendiri
Menurut Cutlip dan Center (2006: 225), komunikasi ialah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk, atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks para komunikator dan konteks sosialnya.
Proses pemberian informasi (informing) melibatkan empat langkah: (1) menarik perhatian terhadap komunikasi; (2) mendapatkan penerimaan pesan; (3) mengusahakan agar pesan ditafsirkan sebagaimana diharapkan; dan (4) menyimpan pesan untuk penggunaan selanjutnya. Proses instruksi menambahkan satu langkah lagi: menstimulasi pembelajaran (learning) dan praktik. Proses persuasi melampaui pembelajaran aktif dan karenanya menambahkan langkah keenam - penerimaan pemahaman: penerimaan keinginan atau sudut pandang si pengirim.
Riset terhadap efek pesan menunjukkan bahwa upaya mendapatkan persetujuan adalah proses yang rumit. Jika sumber pesan hanya punya sedikit kekuasaan atau kontrol terhadap penerima, maka persuasi menjadi strategi utama. Jika, di lain pihak, pengirim punya kekuatan atau kontrol yang kuat, maka instruksi atau arahan menjadi strategi yang pas” (Cutlip, Center dan Broom: 2006, 230) .
Strategi utama dalam memberikan informasi yang bersifat persuasif diimplementasikan melalui strategi khusus yakni strategi argumen: (1) menggunakan penjelasan, di mana pengirim memberikan kepada penerima satu atau lebih alasan atas permintaan tersebut; dan (2) isyarat atau petunjuk, di mana pengirim membeberkan situasi atau menunjukkan keadaan yang bisa menjadi dasar bagi penerima untuk menarik kesimpulan dan persetujuan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
penyampaian pesan harus mendefinisikan audien secara tepat dan menggunakan strategi dan teknik yang berbeda untuk mencapai tujuan yang berbeda. Misalnya, perhatian dan level intensitas isu yang berbeda-beda membutuhkan strategi dan bentuk penyampaian pesan yang berbeda pula.
Pesan juga harus dapat dipahami — tidak rumit, bebas dari jargon, dan mudah ditangkap. Pesan harus mengandung topik dan bersifat lokal agar audien tertarik dengan informasi yang dekat dengan mereka. Tetapi, yang terpenting adalah pesan harus dapat ditindaklanjuti segera.
Pesan harus saling menguntungkan, isi pesan harus disusun sedemikian rupa sehingga informasinya menjawab pertanyaan audien, merespons kepentingan dan perhatian audien, dan memberdayakan audien untuk bertindak berdasarkan kepentingan dan perhatian mereka.
B. Saran-saran
Diharapkan pada pemabca untuk dapat mencari refenrensi yang lebih banyak supaya lebih dapat memahami PR itu sendiri.


Reference

Depari, Eduard. 1997. “Public relations dan Pengembangan Citra Perusahaan”. Makalah dalam Seminar Kehumasan “Prospek dan Tantangan PR Dalam Menyongsong Era Perdagangan Bebas”. Surabaya, 22 November 1997
Stikosa-AWS.Kasali, Rhenald. 2000. Manajemen Humas. Cetakan ketujuh. Jakarta: Grafiti Pers.Ruslan, Rosady. 1998. Praktik dan Solusi Public relations: Dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Widodo, Suko. 2004. Pengelolaan Citra Lembaga Pemerintah. Makalah dalam Pelatihan PR untuk Dinas Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota di Surabaya. Surabaya, 20 Agustus 2004.
1 Widodo, Suko. 2004. Pengelolaan Citra Lembaga Pemerintah. Makalah dalam Pelatihan PR untuk Dinas Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota di Surabaya. Surabaya, 20 Agustus 2004.
2 Depari, Eduard. 1997. “Public relations dan Pengembangan Citra Perusahaan”. Makalah dalam Seminar Kehumasan “Prospek dan Tantangan PR Dalam Menyongsong Era Perdagangan Bebas”. Surabaya, 22 November 1997

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Tantangan Besar Public Relation Pada Era Sekarang"

Post a Comment