Tuesday, April 28, 2009

Dinamika Kampus Hijau, Siapa yang Salah?

Islam. Kata itulah yang membuat nama Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menjadi lain. Memberi kesan akan suasana kampus yang religius, ramah dan bermartabat. Cerdas secara spiritual. Juga paham agama. Menjadi nilai tambah dari kampus lain yang tidak berlabelkan Islam.
Integritas Ilmu Agama dengan Sains. Itulah visi dari berubahnya IAIN menjadi UIN. Imu agama harus bersinergi dengan pengetahuan umum. Sains atau imu-ilmu umum dikaitkan dengan Alqur’an dan Hadits. Setiap disiplin ilmu, dosen diharapkan mencarikan dalil yang ada hubungannya dengan ilmu yang sajikan saat mengajar. Hal ini diharapkan tercapainya visi dan misi UIN. Ilmu sains tak lepas dari kajian agama. Sehingga pemahaman agama lebih luas. Itulah yang menjadi harapan bagi mahasiswa UIN. Punya nilai plus dari mahasiswa di universitas umum.
Secara formalitas UIN sudah lumayan islami. Belajar agama lebih banyak. Memakai jilbab bagi mahasiswa – walau ada juga hanya sekedar memakai. Namun di sisi lain tak ada bedanya dengan kampus lain. Mahasiswa UIN paham agama, namun tak dapat dipungkiri ada kampus umum lain lebih paham. Demonstrasinya juga tak jauh beda dengan demonstrasinya kampus lain. Lalu apa yang menjadi keunggulan kita dibanding dengan kampus lain. Ciri khas kampus ini sudah sebagian besar hilang. Tertelang. Hilang sudah. Islami yang seharusnya menjadi pedoman segala aktifitas kampus.
Selayaknya seluruh civitas akademika menyadari itu. Lalu ikut membangun. Memperbaiki. Tak mungkinlah berhasil jika hanya segelintir orang yang menginginkan perubahan. Apalagi kalau Cuma pimpinan. Lalu siapakah yang patut disalahkan? Kesadaran, mungkin itulah yang seharusnya dihadirkan dalam diri setiap insan. Berusaha sambil berdoa(***).
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Dinamika Kampus Hijau, Siapa yang Salah?"

Post a Comment