Saturday, March 30, 2013

Palopo Street Skateboarding (PASS); Kerap Diusir, Butuh Fasilitas Penunjang

Pemain skateboard yang tergabung ke dalam komunitas PASS saat foto bersama di depan kantor DPRD Kota Palopo. Juga tampak saat beraksi, melakukan latihan, Jumat 29 Maret 2013, sore kemarin.

* Palopo Street Skateboarding (PASS)
Kerap Diusir, Butuh Fasilitas Penunjang

Komunitas skateboard di Kota Palopo ini telah sering mengharumkan nama baik Palopo di ajang turnamen skateboard di luar daerah. Namun mereka mengaku, kerap diusir di jalan tempat mereka latihan.

LAPORAN: Abd Rauf

Saat ini, permainan skateboard tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Meski, permainan ini terbilang mahal. Karena harga papannya sendiri berkisar antara Rp500 ribu – Rp1 juta, tapi tidak menjadi penghalang bagi mereka yang menyukai skateboard.

Papan skate yang dipakai ini memakai empat roda yang mirip dengan sepatu roda. Pemain skateboard ini harus memiliki keseimbangan badan dan harus bernyali.

Pada saat meluncur posisi badan harus dalam keadaan yang benar, yaitu lurus. Kaki kiri diposisikan berada di belakang (tail) skateboard. Sedangkan kaki kanan berada di tengah-tengah. Dan berlaku sebaliknya bagi pemain yang kidal. Ollie, yakni menghentakkan bagian belakang skateboard dengan kaki belakang yang kemudian dibantu dengan menggeser kaki depan ke arah depan.

Cara melakukannya adalah menekan tail dengan kaki kiri, lalu menendangkan kaki kanan ke bagian nose. Untuk mendapatkan lompatan yang lebih tinggi pemain harus menekan bagian tail skateboard yang digunakan. Berlatih teknik Ollie sebenarnya sangat mudah seperti melompati kursi, meja, bahkan batu.

Komunitas skateboard yang sering mangkal di depan Kantor DPRD Kota Palopo ini mengaku telah banyak mengukir prestasi di ajang skateboard yang digelar di daerah. Seperti di Kota Palu, Toraja, dan Makassar.

Namun demikian, di balik prestasi yang diraihnya, mereka masih sering diusir saat latihan karena dianggap mengganggu pengguna jalan. Untuk itulah, mereka meminta untuk diperhatikan keberadaannya oleh pemerintah dan kalangan masyarakat lainnya.

Hal itu diakui salah satu anggota komunitas PASS, Muslimin. Diakuinya, dirinya dan teman-temannya sering diusur saat latihan. Namun dirinya bersyukur, pemerintah saat ini akan membangunkan fasilitas bagi mereka di sekitaran GOR Lagaligo Palopo. "Mudah-mudahan tempat latihan kami yang akan dibangun bisa jadi secepatnya. Sehingga, kami bisa ada tempat latihan yang lebih baik," katanya.

Komunitas di kota Palopo ini telah mengalami perkembangan pesat. Komunitas ini sangat diminati kaum remaja. Namun ini tidak sejalan dengan sarana dan prasarana penunjang.

Komunitas skateboard Palopo ini terbentuk sejak 2005 silam, yang dipelopori Ivan dan Hasrullah, sebagai pelopor terbentuknya komunitas ini. Komunitas PASS terus bertambah anggotanya hingga saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 80 anggota. (*)

Rutin Latihan

Untuk lebih mengasah skill bagi para anggota, komunitas PASS ini secara rutin melakukan latihan. Mereka melakukan latihan setiap sore hari.

Salah satu anggota komunitas PASS, Sulthan, mengaku, anggota komunitas ini secara rutin setiap sore hari, mulai pukul 16.00 Wita sampai 18.00 Wita, pihaknya mulai latihan di depan kantor DPRD Kota Palopo. "Kami rutin latihan di sini. Yang aktif kira-kira sekitar 20 orang," katanya.

Dikatakannya, komunitas skateboard ini telah mengikuti event yang diadakan di Kabupaten Toraja dan beberapa kali mendapat undangan dari Komunitas Skateboard luar daerah seperti Makassar dan Palu. "Kita juga sering mendapat medali saat ada event. Namun kami masih terbatas. Kami masih sulit untuk mengalahkan Makassar. Sebab mereka punya sarana yang memadai," ujarnya.

Pada tahun 2011 ini PASS melakukan pergantian pengurus yang kemudian terangkatlah Anto sebagai ketua dan Abu sebagai sekretaris. (*)
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Palopo Street Skateboarding (PASS); Kerap Diusir, Butuh Fasilitas Penunjang"

Post a Comment