Thursday, July 03, 2014

Kota Palopo di Tahun ke-12

Aswar Hasan

Oleh: Aswar Hasan
Ketua KIP Sulsel, Wija To Luwu
(Spesial Hari Jadi Kota Palopo ke-12)

Tidak terasa, usia kepemimpinan Walikota Palopo HM Judas Amir dan Wakil Walikota Akhmad Syarifuddin telah memasuki bulan ke-12 bersamaan dengan ulang tahun Kota Palopo yang ke-12. Adakah ini sebagai sesuatu yang kebetulan? Sebagai orang beriman, kita tentu meyakini, bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja, tanpa sepengetahuan dan seizin sang Maha Pencipta.

Karenanya, kita sejatinya memahami bahwa tidak ada kejadian di alam semesta ini yang terjadi secara kebetulan, karena semuanya terjadi tidak dengan sendirinya, Kecuali atas seizin Tuhan Sang Pencipta yang Maha Pemelihara. Bahkan telah digariskan, bahwa dedaunan pohon takkan jatuh selembar pun, tanpa seizin sang Maha Pencipta. Hanya saja memang, semuanya terjadi melalui sebuah sebab. Penyebab sebuah sebab (cuaca prima) inilah yang menjadi misteri.
Angka 12 mengandung makna yang dalam. Meski pun, misterinya tidak seheboh dengan angka 13 yang oleh masyarakat umum dianggap sebagai angka sial yang selalu dihindari. Padahal, bagi kaum Paganis, terutama bagi Aktifis Premasonry sekte politik militan kaum Yahudi, angka 13  justru dijadikan sebagai angka sakral.
Lantas bagaimana halnya dengan angka 12 dalam kajian semiotik  simbolisme dan makna misterinya? Diantara makna simbol angka 12 adalah dinisbahkan pada jumlah sahabat setia dan pembela Nabi Isa yang disebut kaum Hawariyun.
Kita diberi waktu yang sama, yaitu 12 jam siang hari dan 12 jam malam hari, dan 12 bulan dalam setahun. Dalam sistem pencernaan, kita pun masing-masing memiliki sebuah istilah yang sama, yaitu usus 12. fungsinya, menyalurkan makanan ke usus halus. Dinding usus 12 jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot.
Angka 12 juga terdapat dalam sastra Melayu yaitu Gurindam 12. Gurindam 12 merupakan karya sastra Raja Ali Haji, seorang sastrawan yang melegenda asal Melayu yang ternyata nenek moyang keturunannya, berasal dari Tanah Luwu. Ada yang menyebut Gurindam 12 merupakan cikal bakal bahasa Indonesia.
Jadi, secara semiotika komunikasi, angka 12 membawa makna pesan yang penting dan positif. Dengan demikian, Ulang Tahun Kota Palopo yang memasuki tahun ke 12 di bawah kepemimpinan Wali Kota HM Judas Amir dan Wakil Wali Kota Akhmad Syarifuddin yang juga memasuki bulan ke 12, sejatinya dimaknai secara optimis dengan tidak lupa melakukan refleksi atas apa yang telah dilakukan untuk melakukan apa yang belum dilakukan.

TANTANGAN KOTA IDAMAN
Kota Palopo adalah kota yang bersejarah dan budaya dengan potensi ekonomi kreatif berupa home industri, jasa, kuliner,  agro industri, serta atmosfir yang mendukung sebagai kota pendidikan dengan nuansa religius. Kesemuanya itu, memerlukan sentuhan kepemimpinan yang transformatif dengan partisipasi masyarakat untuk maju bersama.
Di samping itu, Kota Palopo berada dalam posisi strategis yang menjadi perlintasan jalur antar kota dan antar provinsi di jalur trans Sulawesi. Penduduknya Multi kultur dalam kohesi budaya yang menjungjung tinggi harmoni dalam keragaman.
Kesemuanya itu, menjadi kekayaan bawaan yang sejatinya menjadi modal dasar yang potensial untuk dikembangkan memajukan masyarakat Palopo untuk lebih sejahtera dan beradab.
Namun, saat ini, masyarakat Kota Palopo bukannya tidak mengalami sejumlah tantangan yang menjadi problematika yang serius untuk segera diatasi. Sebagaimana halnya kota lainnya dalam perkembangannya,  Palopo juga sedang dilanda sejumlah patologi sosial, efek samping  kemajuan pembangunan ekonomi, penyakit birokrasi yang menunggu kesempatan menggerogoti organisasi pemerintahan secara sistematis, serta masyarakat yang gampang tersulut secara anarki karena sudah muak atas dipertontonnya ketidakadilan secara kasat mata. Kesemuanya itu, menjadi tantangan menyata untuk kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palopo dalam rentang waktu pasca 12 bulan ke depan.
Dalam pada itu, maka ke depan, masyarakat Kota Palopo patut berharap untuk menikmati sebuah kota yang yang menjamin penghuninya bisa hidup secara nyaman, baik di ruang privat maupun di ruang publik.
Standar kenyamanan adalah menyangkut tiga hal, yaitu: nyaman secara psikologi, sosial, dan privasi. Kenyamanan secara sosial berhubungan dengan ruang-ruang di kota, seperti jalanan, fasilitas publik, dan sebagainya. Unsur privasi ada pada ranah rumah tinggal masing-masing tanpa merasa terancam atau terusik dari lingkungannya.
Hal lainnya yang juga secara mendasar harus hadir bagi masyarakat Kota Palopo, adalah rasa aman dari gangguan keamanan baik datangnya dari manusia maupun alam. Khusus ancaman dari alam, adalah masih menghantuinya langganan banjir tahunan yang merendam Kota Palopo, yang membuat masyarakatnya tidak bisa berbuat apa-apa, selain pasrah dan tawakkal. Dalam hal ini, mungkin Pemerintah Kota Palopo tak perlu malu dan sungkan untuk belajar ke Pemkab Bantaeng yang sukses mengamankan dan menyamankan warganya dari langganan banjir bandang. Hal tersebut, telah pernah penulis sampaikan secara langsung ke Wali Kota HM. Judas Amir, Mengingat hal tersebut telah pernah penulis diskusikan dengan Bupati Bantaeng, mengingat posisi Kota Palopo memiliki kemiripan dengan Kota Bantaeng.
Hal lainnya yang juga patut untuk mendapat perhatian serius, adalah dengan menjadikan Kota Palopo sebagai Kota Pendidikan. Untuk itu, Kota Palopo perlu Icon perguruan tinggi yang patut dibanggakan dan menjadi Icon pendidikan Kota Palopo. Dalam hal ini, maka relevan untuk mendorong proses penegerian Universitas Andi Djemma.
Hal terakhir, adalah pentingnya keterlibatan Pemerintah Kota dalam merevitalisasi makna dan fungsi Istana Kedatuan sebagi simbol budaya warisan leluhur. Istana Kedatuan hendaknya tidak hanya menjadi simbol wahana seremoni budaya tanpa makna dan wibawa.
Masih banyak hal yang perlu dibenahi untuk menjadikan Kota Palopo sebagai Kota Idaman. Diperlukan kerja keras sekaligus kerja cerdas. Tetapi tidak kalah pentingnya, adalah bagaimana mensyukuri yang sudah ada, dengan memeliharanya, dan meningkatkannya dengan cara bekerja sambil berdoa dengan senantiasa melibatkan serta masyarakat sebagai pemangku kepentingan utama.Kata tetua kita, Resopa temmangnginggi, namalomo naletei pammase Dewata. Selamat Ulang Tahun Kota Kelahiranku, selamat menyongsong masa depan yang lebih baik. Semoga. (*)
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Kota Palopo di Tahun ke-12"

Post a Comment