Wednesday, July 02, 2014

12 Tahun Palopo, 12 Bulan JA

Zulham A Hafid

Oleh: Zulham A Hafid
* Kasubag Humas Pemkot Palopo
(Spesial Hari Jadi Palopo ke-12)

 Ada berbagai macam terobosan dan pendekatan baru yang dilakukan Pemerintah Kota Palopo setahun belakangan ini. Mulai dari penghapusan iuran wajib Komite Sekolah, hingga penerbitan dokumen kependudukan yang tanpa biaya administrasi. Mulai dari pendekatan diskusi, hingga mencoba menciptakan calon-calon musisi.

Inilah wajah Palopo di usianya yang ke-12 tahun. Bertepatan dengan itu, momentum ini juga kita peringati sebagai 12 bulan pemerintahan HM Judas Amir-Akhmad Syarifuddin. Banyak capaian positif yang diraih, dan masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Dua belas bulan masih sangat singkat untuk mewujudkan semua ide dan visi perubahan.
Palopo memang tidak serta merta hadir menjadi sebuah komunitas urban yang maju. Eksistensi masyarakat yang mendiami Palopo, paling tidak sudah ada sejak abad ke-17 dengan bukti Masjid Jami Tua sebagai monumennya. Masyarakat mengalami proses mengkota, yang dari tahun ke tahun semakin memperlihatkan ciri modernitasnya.

Mengelola Kelas Menengah ke Bawah
Palopo mengalami evolusi dan mengalami arus besar urbanisasi beberapa tahun ini. Peningkatan status menjadi kota otonom menjadi faktor besar terhadap gejala tersebut. Kini, Palopo telah menampung 152 ribu jiwa warga. Hal ini berarti sejak 2005, penduduk Kota Palopo telah bertambah sebanyak 25 ribu jiwa. Jika mau dikomparasikan, jumlah pertambahan penduduk sejak 2006 itu hampir sama dengan jumlah penduduk di Kecamatan Bara saat ini.
Pertambahan jumlah penduduk tersebut memberi dinamika tersendiri kepada kehidupan urban di Palopo. Seiring dengan makin bergairahnya perekonomian di Palopo, lahir pula kelas menengah baru. Kelas menengah baru inilah yang meningkatkan permintaan konsumsi barang dan jasa di Palopo. Mereka juga bekerja pada sektor itu, sektor perdagangan dan jasa, yang kini menjadi motor penggerak PDRB Kota Palopo.
Tantangan yang masih dihadapi saat ini memang masih adanya fakir miskin yang mencapai 6 persen dari total penduduk. Pemerintah Kota Palopo berusaha mengelola kelas menengah ke bawah ini dengan baik. Hal ini penting, agar kelas menengah baru setidaknya mampu survive, dan masyarakat ekonomi lemah keluar dari perangkap kemiskinan.
Oleh karena itu, berbagai program yang berorientasi pada penanggulangan kemiskinan digelontorkan. Sebut misalnya program kesehatan dan pendidikan gratis paripurna. Selain itu, ada pula pembukaan lapangan kerja baru melalui diklat kecakapan hidup melalui KHILAN dan diklat kepelautan.
Pemerintah Kota Palopo sadar bahwa untuk menanggulangi kemiskinan, maka kemudahan akses pendidikan dan kesehatan mutlak diwujudkan. Program pendidikan gratis paripurna menjadi jawaban atas permasalah itu. Demikian pula dengan program kesehatan gratis. Dua program andalan ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat miskin kita agar tidak terlalu berat. Dengan demikian, maka perangkap kemiskinan yang masih dialami 9.000 lebih masyarakat Kota Palopo dapat segera terselesaikan.

Membangun dengan Diskusi
Dalam satu tahun terakhir, Wali Kota Palopo, HM Judas Amir tak terhitung lagi berapa kali menghadiri acara dialog dan seminar. Hal itu dilakukannya karena platform pembangunan Kota Palopo telah diarahkannya dengan pendekatan diskusi-implementatif.
Hasilnya, ada berbagai macam permasalahan yang muncul ke permukaan. Identifikasi masalah di akar rumput terpetakan dengan jelas. Dan kadang, solusi praktis langsung terjawab disitu. Komitmen wali kota dengan diskusi juga terlihat dengan kerapkali bertandang di warung kopi.
Di sana, Wali Kota Palopo menggali isu sembari meluruskan berita-berita yang keliru, yang sering berseliweran di warung kopi. HM Judas Amir menyebut berita keliru itu sebagai berita yang 'tak utuh'. Dia ingin menjadi narasumber pertama bagi pengunjung warung-warung kopi. Di tempat itulah, semua pertanyaan para 'parlemen jalanan' kerap terjawab dengan clear dan 'utuh'.
Kedekatan Wali Kota Palopo juga amat terlihat dengan para insan pers. Sudah sekitar 5 kali, wali kota menggelar jumpa pers dengan para awak media. Isunya beragam, mulai dari penangangan proyek, kesehatan gratis hingga sampai kasus video porno. Semua dijelaskan wali kota dengan amat cair melalui gaya bahasa Palopo 'selatanan' yang kental. Wajar jika insan pers memang menjadi sahabat dan mendapat perhatian wali kota. Menurut penuturan pribadi wali kota, dirinya adalah bagian dari dunia kewartawanan.
Kecepatan dan keterbukaan akses terhadap pemerintahan memang menjadi atensi besar Pemerintah Kota Palopo. Implementasi dari atensi ini ialah dengan dibukanya Saoktae pada pukul 08.00 sampai dengan 09.00 wita setiap paginya.
Warga dapat bertemu dengan wali kota, dan bisa menyampaikan pendapatnya langsung kepada wali kota. Selain itu, wali kota juga menginstruksikan untuk membuka akun informasi pelayanan publik Pemerintah Kota Palopo di media sosial. Sebagai implementasinya, lahirlah akun twitter @HumasPalopo dan fanpage Humas Pemkot Palopo di laman facebook.
 
Menggairahkan Investasi & Kewirausahaan

Keterbukaan, kedekatan dan makin bersahabatnya Pemerintah Kota Palopo dengan masyarakat ini kemudian diikuti dengan kepercayaan dunia usaha atas penyelenggaraan pemerintahan di Kota Palopo. Inilah yang membentuk iklim investasi yang kondusif di Palopo.
Indikasi ini bisa dilihat dengan makin bertumbuhnya investasi di sektor swasta yang mencapai angka Rp 164 Miliar di akhir tahun 2013. Perizinan yang mudah melalui Kantor Pelayanan Terpadu dan Badan Penanaman Modal Daerah juga adalah faktor kunci dalam pencapaian tersebut.
Investasi yang terus bertumbuh ini mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 8,8 persen di tahun 2013. Sektor perdagangan menjadi motor penggerak ekonomi Kota Palopo. Investasi yang semakin bertambah dan pertumbuhan ekonomi yang semakin positif tentu liniear dengan terbukanya lapangan-lapangan pekerjaan yang baru. Dengan tertekannya angka pengangguran yang selama ini masih ada di Kota Palopo, maka hal itu tentu meningkatkan pendapatan masyarakat. Muara dari semua ini adalah dengan berkurangnya kemiskinan di Kota Palopo.
Berbagai program pengentasan kemiskinan memang patut untuk didukung. KHILAN misalnya. Program ini telah mencetak 1.000 wirausahawan baru di Kota Palopo. Pemberdayaan masyarakat yang didominasi perempuan ini memang mujarab meningkatkan produktifitas masyarakat.
Program-program inilah yang menjadikan Pemerintah Kota Palopo kian dekat dengan masyarakatnya. Dengan kedekatan itu, maka dukungan yang besar untuk mewujudkan visi Palopo yang lebih maju sangat diharapkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami tunggu peranserta warga Kota Palopo. Marilah ikut menjadi bagian dari ikhtiar besar ini. (*)
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "12 Tahun Palopo, 12 Bulan JA"

Post a Comment