Tuesday, September 17, 2013

Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (4-selesai); Masalah Hukum Diselesaikan Secara Adat

Rombongan Arjuna dan Markus Nari saat tiba di Bandara Rampi, Luwu Utara, Senin 9 September 2013.

Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (4-Selesai)
Masalah Hukum Diselesaikan Secara Adat 

Di Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, semua masalah yang berbau hukum nyaris tidak lanjut ke kantor Polisi hingga ke Pengadilan Negeri. Itu karena setiap masalah yang berbau hukum dapat diselesaikan secara adat.

LAPORAN: Abd Rauf

Jika ada masalah warga setempat langsung melapor kepada ketua adat yang disebut Tokey Tongko. Tokey yang akan memutuskan masalah dan memberikan sanksi.
Tentu berbeda dengan masyarakat kota, setiap ada masalah, pengaduannya ke polisi atau jaksa. "Saya minta kepada ketua adat (Pak Tokey) agar mempertahankan adat dan kebiasaan kita di sini. Saya senang jika semua permasalahan yang ada di masyarakat bisa diselesaikan diselesai secara kekeluargaan. Di sini, hampir tidak ada permasalahan yang diselesaikan di pengadilan. Ini perlu dipertahankan," pinta Bupati Lutra, Arifin Junaidi (Arjuna), saat berkunjung ke Rampi Senin 9 September 2013 lalu.
Menurut pengakuan masyarakat di sana, seperti yang diutarakan Camat Rampi, Yan Imbo, jika ada masalah maka akan diselesaikan dengan musawarah secara kekeluargaan di rumah adat, yang disebut Tambi Ada'. "Dulu ada namanya Tambi Ada, sekarang sudah tidak ada. Tinggal miniatur yang dibangun di depan rumah para pemangku adat. Di rumah adat itulah, diselesaikan setiap masalah. Sekarang ini ada baruga desa yang dibangun sebagai tempat penyelesaian masalah," ujar Yan Imbo, camat putra asli Rampi.
Saat pesta pernikahan, menurut masyarakat setempat, di Desa Onodowa, jika ingin menikah, maka harus menunggu sampai beberapa pasang. Sebab pesta pernikahan digelar di baruga. Tidak boleh masyarakat pesta di rumah masing-masing. Harus digelar di baruga.
Pada kunjungan kerja Arjuna dan Markus Nari, masyarakat  mengukuhkan keduanya menjadi keluarga kehormatan Rampi. Arjuna dan Markus dihadiahi masing-masing satu ekor ayam jantang berwarna putih. Sebagai simbol putihnya hati masyarakat Rampi menerima kedatangannya.
Juga diberikan bakul, sebagai simbol lembah Rampi, tempat bermukim masyarakat. Beras sebagai simbol masyarakat secara umum. Telur tiga biji sebagai simbol pemerintah, adat, dan agama. Pengukuhan secara adat sebagai keluarga kehormatan Rampi itu dilakukan di Baruga Pohintuwo, Desa Onondowa, Rampi.
Kekeluargaan itu pun sangat terlihat setelah usai acara. Masyarakat dan pejabat serta pemangku adat menyatu melakukan goyang dero, atau ma'dero, di baruga sampai larut malam, yang diselimuti angin malam yang dingin, dinginnya menusuk hingga ke tulang.
Saat hendak pulang, Selasa 10 September 2013, pesawat yang dijadwalkan tiba ke bandara Rampi sekitar pukul 10.00 wita, malah sampai pukul 14.00 wita baru tiba.
"Jadwalnya memang tidak ada ke Rampi kalau hari Selasa. Sehingga pesawat harus terbang sesuai jadwal dulu sebelum ke sini," jelas petugas bandara.
Saat pulang, jika rombongan Arjuna dan Markus Nari ke Rampi harus menempuh 50 menit, kini saat pulang tidak sampai 20 menit sudah sampai ke Masamba. Itu karena cuaca yang berbeda saat terbang ke Rampi. Kini cuaca sudah cerah. (*)
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Kunker Arjuna-Markus Nari ke Rampi (4-selesai); Masalah Hukum Diselesaikan Secara Adat "

Post a Comment