Wednesday, June 18, 2014

Berani Mendirikan Bisnis

Halim Palatte

Oleh: HM Halim Palatte
* Ketua P3M STIE Muhammadiyah Palopo


Profit oriented sebagai tujuan utama setiap perusahaan. Sedangkan tujuan manajemen keuangan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Cara mempertahankan nilai perusahaan, yaitu meningkatkan asset jangka panjang, meminimalkan risiko dan ketidakpastian, meningkatkan nilai penghasilan, dan kesejahteraan pemegang saham (deviden).
Perusahaan yang memperoleh profit yang optimal akan berkembang pesat karena profit menambah modal, sehingga total asset meningkat. Jika asset bertambah, maka jumlah produksi juga bertambah dan menurunkan harga pokok produk per unit. Selanjutnya perusahaan dapat menguasai persaingan dan menambah market share (pangsa pasar).
Perencanaan profit merupakan proses penetapan tujuan dan mengembangkan metode analisis untuk mencapainya.
Tujuan perencanaan adalah untuk melakukan koordinasi dengan departemen anggaran yang datanya diperoleh dari: 1) Departemen penjualan.  2) Departemen produksi. 3) Departemen personalia. 4) Departemen keuangan. 5) Departemen penunjang dalam perusahaan.
Kerjasama antar departemen secara keseluruhan akan mencapai tujuan yang sama (laba). Proses perencanaan profit yaitu memperhitungkan faktor-faktor eksternal dan internal yang berpengaruh dalam proses perencanaan. Kemudian melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan serta melihat adanya peluang dan ancaman yang dihadapi.
Cara menyusun anggaran, yaitu menggunakan data laporan keuangan sementara (pro forma) seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal sebagai dasar penyusunan anggaran terpadu.
Terdapat tiga keputusan dalam mendirikan perusahaan. Pertama keputusan investasi, Kedua, keputusan pembiayaan, dan ketiga keputusan pembagian dividen kepada pemegang saham. Ketiga keputusan tersebut menjadi pedoman di dalam menyusun studi kelayakan bisnis.
Usulan Investasi sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik, kondisi sosial budaya masyarakat, peraturan dan kebijakan pemerintah, dan hasil analisis investasi yang menunjukan layak atau tidak layak. Jika usulan investasi layak secara ekonomis, maka pihak pemodal atau lembaga keuangan bersedia memberikan modal pinjaman sebagai investasi awal.
Sumber pembiayaan investasi berasal dari modal sendiri untuk modal jangka pendek (modal kerja) dan modal pinjaman untuk modal jangka panjang (modal investasi). Kebutuhan modal kerjadan modal investasi harus disusun dengan teliti agar jumlah modal tersebut tidak kurang dan tidak lebih dari jumlah yang dibutuhkan perusahaan. Jika terjadi kesalahan dalam menentukan jumlah modal yang dibutuhkan, maka berdampak langsung padala baru di perusahaan.
Cara memenuhi kebutuhan dana dalam bentuk modal kerja harus memperhitungkan keseimbangan antara “ratio likuiditas dan ratio rentabilitas”. Artinya, bahwa ratio likuiditas bertujuan untuk mempertahankan good will (nama baik) perusahaan dan ratio profitabilitas bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Jika ratio likuiditas di prioritaskan, maka perusahaan harus menyediakan modal kerja lebih banyak untuk menjamin pelunasan utang yang segera jatuh tempo.
Hal tersebut menyebabkan profit turun, karena modal operasional berkurang. Jika ratio rentabilitas diprioritaskan, maka perusahaan menambah modal operasional lebih banyak untuk meningkatkan profit. Hal tersebut menyebabkan pelunasan utang lancar tidak tepat waktu dan merusak nama baik perusahaan karena tidak menepati janji pelunasan kreditnya.
Kebutuhan modal kerja dapat dipenuhi melalui kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang. Tujuan memilih kedua modal tersebut adalah untuk meminimalkan biaya bungadan mengoptimalkan profit. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu metode “Jangka Waktu Kritis” yang bertujuan untuk menganalisis jangka waktu penggunaan modal sebagai dasar keputusan apakah menggunakan modal jangka pendek atau modal jangka panjang?
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja dipengaruhi oleh (1) Jenisproduk yang dibuat. (2) Jangka waktu siklus operasi. (3) Omzet penjualan tunai atau kredit (4) Kebijakan persediaan bahan dan produk (5) Kebijakan penjualan kredit (piutang) dan persyaratan pelunasannya.
Jika produk yang dihasilkan membutuhkan bahan baku yang terbatas jumlahnya, dan memiliki tingkat kesulitan produksinya, serta siklus pelunasan piutang yang lama, maka pasti membutuhkan modal kerja yang besar. Selain itu, kebijakan penjualan kredit dan kebijakan persediaan bahan baku dan produk jadi dalam jumlah besar, maka memperbesar kebutuhan modal kerja. Kebijakan pelunasan piutang yang cepat dapat dilakukan dengan cara memberikan discount kepada pelanggan agar pembayaran lebih awal dari waktu jatuh temponya.
Beberapa pakar dan pelaku bisinis dengan tegas mengatakan, bahwa mendirikan bisnis harus dimulai dengan percaya pada kemampuan diri dan optimis memperoleh profit dan jangan dimulai dengan memikirkan risiko. Jika seseorang merintis bisnis dan selalu mendahulukan pikirannya pada risiko, maka yakin dan percaya bahwa orang tersebut tidak pernah jadi pelaku bisnis sampai mati. Setiap kegiatan di dunia ini pasti ada risikonya. Jadi risiko itu tidak dipikirkan tetapi diminimalkan.
Jika anda ragu memulai berbisnis, maka disarankan untuk menggunkan tenaga konsultan yang mampu berpikir global dan bertindak lokal, artinya mampu melihat peluang pasar internasional (eksporimpor) disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi daerah.
Di daerah memiliki peluang bisnis yang sangat luas karena adanya dukungan pemerintah dengan menyediakan kredit program dan didukung pula daya beli masyarakat yang tinggi.
Jadilah pelaku bisnis yang sejati dengan tetap berpegang teguh pada kejujuran dan prinsip-prinsip bisnis serta percaya kepada semua rekan bisnis yang setia. Tekuni bisnis yang sudah dikuasai dan kembangkan bisnis yang saling bersinerji satu sama lain yang dibutuhkan pasar. (*)
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Berani Mendirikan Bisnis"

Post a Comment